Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cagar Alam Tangkoko Batuangus

Kisah Naruto, si "Monyet Selfie" yang Viral

Foto : David J Slater

Naruto

A   A   A   Pengaturan Font

Yaki atau monyet wolai atau monyet hitam Sulawesi dengan nama ilmiahMacaca nigraadalah satwa endemik Indonesia. Monyet ini hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya.

Monyet hitam Sulawesi merupakan jenis monyet makaka terbesar yang ada di Pulau Sulawesi. Berbeda dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berbulu abu-abu, seluruh tubuh monyet ini yang hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya. Sedangkan pantatnya berwarna merah muda.

Monyet Yaki bernama Naruto yang tinggal di dalam Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Kota Bitung Sulawesi Utara, pernah menggegerkan dunia. Dalam foto David J Slater, seorang fotografer alam liar asal Inggris, diDaily Mailpada 2011, terlihat Naruto, monyet hitam betina yang menyeringai lucu memamerkan gigi-gigi besarnya, membuat orang-orang yang melihatnya gemas. Yang lucu foto itu diambil oleh monyet hitam sendiri dari sebuah kamera, sehingga ia dikenal dengan "monyet selfie".

Ceritanya bermula saat fotografer itu berkunjung Cagar Alam Tangkoko Batuangus. Secara tidak sengaja ia meninggalkan kameranya. Benda itu ternyata menarik perhatian seekor monyet hitam Sulawesi. Sang monyet rupanya terkesima dengan bayangan dirinya di lensa, entah bagaimana monyet itu lalu menghidupkan kamera.

Monyet itu lalu menekan tombol yang hasilnya adalah sebuah foto diri yang indah dengan gigi meringis atau menyeringai yang lucu. Ada banyak hasil foto yang dihasilkan oleh Naruto, namun kebanyakan hasilnya kacau balau.

Slater yang mengabdikan hidupnyauntuk The Wildlife Trusts and the Wildfowl & Wetlands Trust, kemudian mengunggah gambar itu ke situs webnya. Di sini, si "monyet selfie" kemudian diberi nama Naruto.

Mengetahui unggahannya pada tahun itu, sebuah kantor berita menghubunginya dan mempublikasikan foto "monyet selfie" ke banyak surat kabar, termasukDaily Mail. Tak butuh waktu lama, foto itu menjadi viral, muncul di media sosial.

"Itu adalah saat yang indah," kata Slater.

Satwa lain yang menarik perhatian di Cagar Alam Tangkoko Batuangus adalah Tarsius (Tarsius spectrum). Disebut juga dengan Krabuku, Tarsius adalah primata dari genusTarsiusdanCephalopachus, suatu genus monotipe dari familiTarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordoTarsiiformes.

Meskipun grup primata ini dahulu kala memiliki penyebaran yang luas, akan tetapi semua spesies yang hidup sekarang jumlahnya terbatas dan ditemukan di pulau-pulau di Asia tenggara. Sementara di Sulawesi bisa dijumpai tarsius dengan ukuran terkecil.

Tarsius kerdil merupakan primata terkecil di dunia. Ukuran hewan ini tidak lebih besar dari genggaman tangan orang dewasa. Tarsius kerdil adalah salah satu satwa endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Di Sulawesi dan pulau-pulau sendiri terdapat sekitarnya hingga 16 spesies menurut Shekelle & Leksono (2004).

Tarsius di Cagar Alam Tangkoko Batuangus adalah monyet kecil seukuran tikus yang berekor panjang. Satwa ini tergolong dalam binatang malam atau nokturnal dan besarnya tidak lebih dari kepalan tangan manusia.

Matanya bulat besar dan bersinar jika disorot oleh lampu senter mengarah kepadanya. Mata tarsius yang besar bahkan melebihi besar volume otaknya. Yang unik lagi, kepalanya dapat diputar hingga 180 derajat.

Sebagai hewan kecil yang menjadi buruan pada predatornya, telinganya terus bergerak-gerak menangkap suara yang ada di sekitarnya demi melindungi diri. Daun telinganya yang lebar menjadikan pendengaran sangat peka melebihi penglihatannya.

Tarsius bergerak dari satu dahan ke dahan dengan cara melompat secara lincah. Aktivitas ini dilakukan untuk mendapatkan serangga yang menjadi santapannya. Oleh karenanya keberadaan Tarsius sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam hutan Sulawesi khususnya cagar alam tersebut.

Hutan Sulawesi Utara dapat digambarkan sebagai hutan tropis yang selalu hijau adalah jenis hutan yang pohonnya mempertahankan daun sepanjang tahun (tropical evergreen forest). Hutan ini menjadi tempat bagi flora dan fauna yang memiliki ciri berbeda dibandingkan dengan bagian barat Indonesia menurut Garis Wallace (Wallace Line).

Selain Yaki dan Tarsius, fauna endemic Sulawesi lainnya adalah anoa (Bubalus quarlesi), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), burung rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea) dan kuskus beruang Sulawesi (Ailurops ursinus). hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top