Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kinerja Sektor Pelayaran Terkontraksi 21%

Foto : ANTARA/ Ahmad Wijaya

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kinerja industri pelayaran di Tanah Air sepanjang tahun ini terkontraksi 21 persen akibat dipicu krisis ekonomi dan kesehatan akibat dampak pandemi Covid-19.

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan sepanjang dua tahun pandemi ini, sektor pelayaran nasional mengalami tekanan yang sangat berat. Kondisi di tahun depan pun masih dibayangi dengan ketidakpastian terlebih karena munculnya Varian Omicron yang telah memasuki Indonesia.

"Data yang kami miliki, kinerja pelayaran tertekan hingga minus 21 persen karena pandemi. Hal ini disebabkan karena penurunan arus kapal 3 persen, penurunan arus barang 14 persen, penurunan arus petikemas 11 persen dan penurunan yang paling dalam terjadi pada arus penumpang sebesar 57 persen," kata Carmelita, Selasa (28/12).

Dia menambahkan penurunan arus barang terjadi pada awal-awal pandemi saat banyak industri manufaktur menghentikan produksinya. Untuk muatan ekspor-impor komoditi dengan petikemas, DPP INSA prihatin atas kondisi kelangkaan kontainer.

Carmelita juga mengatakan bahwa INSA terus berkoordinasi bersama pemerintah termasuk dengan MLO untuk mencarikan solusi terbaik bagi eksportir nasional dalam upaya menjadikan Indonesia negara pengekspor yang besar. Sejauh ini armada pelayaran nasional anggota INSA berupaya terus melakukan repositioning kontainer eks impor milik MLO yang beredar di berbagai pelabuhan Indonesia dengan mekanisme free use untuk mencukupi ketersediaan petikemas ekspor.

"Kami prihatin dengan yang dialami oleh para eksportir kita yang mengalami kelangkaan peti kemas, serta meningkatnya freight internasional sebagai akibat bola salju pandemi yang memaksa terjadinya lockdown di berbagai negara, blank sailling dan kongesti di banyak pelabuhan dunia," katanya.

Carmelita juga mengatakan di tengah tantangan tersebut ekspor Indonesia tetap moncer. Sepanjang Januari-November 2021 nilai ekspor Indonesia menembus U209,16 miliar dollar AS. Nilai ekspor ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia. Catatan gemilang nilai ekspor ini menunjukkan daya saing produk Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya meski Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan.

"Pada sektor angkutan non-petikemas seperti tug and barges mungkin sedikit lebih baik, seiring dengan penaikan harga batu bara dan CPO dunia pada tahun ini. Para pelaku usaha pelayaran nasional juga akan memastikan ketersediaan angkutan kapal merah putihnya jenis tongkang dan tunda serta curah atau bulk, sehingga tidak perlu mendatangkan kapal bendera asing untuk mendukung kegiatan angkutan batu bara, baik yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik maupun ekspor," katanya.

Walaupun beratnya kondisi saat ini, Carmelita mengatakan bahwa INSA optimistis sekotor pelayaran nasional mungkin akan lebih baik di tahun depan. Hal ini dikarenakan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan sesuai harapan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top