Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produk Investasi - Diproyeksikan pada November Akan Terjadi “Windows Dressing”

Kinerja Reksa Dana Saham di Bawah IHSG

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kinerja reksa dana saham pada periode 31 Desember 2016 sampai 31 Agustus 2017 atau secara year to date (ytd) belum terlalu memuaskan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya produk reksa dana saham yang mencatatkan kinerja di bawah Indeks Harga saham Gabungan (IHSG).

Bahkan, data Infovesta Utama mengungkapkan, dari 208 produk reksa dana saham, sebanyak 29 produk menorehkan kinerja di atas IHSG sedangkan sisanya, yakni 179 produk, di bawah IHSG. Analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan saat ini pergerakan sektoral IHSG sangat dinamis sehingga fund manager yang terlambat melakukan penyesuaian portofolio akan cenderung underperform, di samping reksa dana saham juga dibebani oleh manajemen fee yang cukup besar.

"Kondisi pasar saham sendiri cenderung mengalami tekanan pada paruh kedua 2017 oleh derasnya penjualan saham oleh asing," kata Wawan saat dihubungi, Selasa (5/9). Wawan menjelaskan tekanan jual asing, krisis geopolitik di semenanjung Korea, dan juga belum adanya katalis positif dari dalam negeri membuat pergerakan harga saham tertahan.

Hal tersebut tentunya menjadi kendala bagi kinerja reksa dana saham. Bahkan di sepanjang 2017, saham sektor pertanian dan properti mengalami pertumbuhan negatif. Menurut Wawan, di sisa waktu menuju kuartal IV tahun ini, kinerja reksa dana saham masih akan mengalami koreksi, terutama pada September dan Oktober.

Namun, pada November dan Desember diproyeksikan akan membaik. "November dan Desember raplly windows dressing maka kami proyeksikan kinerja reksa dana saham akan membaik pada kuartal IV- 2017," terang dia. Sentimen yang akan memengaruhi kinerja reksa dana saham, yakni krisis geopolitik yang berpengaruh pada harga komoditas.

Hal tersebut dapat berimbas pada saham batu bara di dalam negeri. Untuk sektornya pun mengacu pada tren penurunan suku bunga, maka sektor keuangan masih menjadi primadona disusul oleh infratruktur dan konsumsi. "Pada September reksa dana saham berpotensi mengalami koreksi, meski masih bisa positif bila terdapat sentimen yang baik. Diproyeksikan return reksa dana saham pada September sekitar -0,5-1 persen," tukas Wawan.

Belum Pulih

Sementara itu, analis Pasardana, Beben Feri Wibowo, menuturkan yang menjadi kendala bagi reksa dana saham yaitu sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Contohnya, terkait dengan pandangan bagaimana pemerintah mengeluarkan kebijakan guna meningkatkan daya beli masyarakat, kebijakan pengelolaan anggaran yang berujung pada realisasi pembangunan infrastruktur.

"Sementara dari luar negeri terkait dengan ketegangan geopolitik, di samping menunggu kebijakan normalisasi suku bunga acuan khusus The Fed dan juga tidak terlepas dari Trump effect," papar Beben.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top