Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aktivitas Industri - PMI Manufaktur RI pada Oktober 2021 di Atas India, Vietnam, dan Tiongkok

Kinerja Manufaktur Kian Ekspansif

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Aktivitas industri manufaktur di Tanah Air mengalami ekspansi cukup besar pada Oktober lalu. Kondisi tersebut dipengaruhi pelonggaran kegiatan masyarakat menyusul penurunan kasus Covid-19 di dalam negeri.

Indikator aktivitas manufaktur, purchasing managers' index (PMI), pada Oktober 2021 tercatat di level 57,2 atau lebih tinggi dibandingkan September dan Agustus lalu secara berututan sebesar 52,2 dan 43,7. Catatan PMI pada Oktober lalu tercatat rekor tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011.

Sebagai catatan, indeks di atas 50 menandakan aktivitas manufaktur mengalami ekspansi. Sebaliknya, PMI di bawah 50 mengindikasikan kegiatan industri manufaktur terkontraksi.

"Kami yakin kondisi sektor manufaktur yang ekspansif dapat dipertahankan, bahkan meningkat, karena perusahaan industri sudah kembali memacu produktivitas. Hal ini juga diperkuat dengan kondisi kesehatan masyarakat yang makin kondusif," kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (1/11).

Menperin menyampaikan performa gemilang sektor industri manufaktur ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan terkait upaya pemulihan ekonomi. Melonjaknya PMI, kata dia, adalah salah satu wujud optimisme yang tinggi dari para pelaku industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan.

"Kepercayaan diri dan daya adaptasi industri di masa pandemi terlihat dari bangkitnya kembali PMI manufaktur Indonesia ke level ekspansif sejak November 2020 dan terus menguat hingga Oktober 2021," ujar Menperin.

Capaian PMI manufaktur Indonesia pada Oktober tahun ini melampaui PMI sejumlah negara manufaktur dunia, di antaranya India (55,9), Vietnam (52,1), Jepang (53,2), Russia (51,6), Tiongkok (50,6), dan Korea Selatan (50,2).

Sementara itu, Economics Associate Director IHS Markit, Jingyi Pan, mengatakan PMI industri manufaktur di Indonesia mencapai catatan pertumbuhan tercepat seiring dengan perbaikan kondisi akibat pelonggaran lebih lanjut pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Kenaikan permintaan dan output juga menunjukkan kepercayaan sektor manufaktur yang lebih baik, sebagaimana terlihat pada Future Export Index, aktivitas pembelian dan perekrutan perusahaan. Itu semua merupakan tanda-tanda positif kemajuan sektor manufaktur di Indonesia," ujarnya.

Berdasarkan hasil surevi IHS Markit, pada Oktober tingkat ketenagakerjaan naik dan aktivitas pembelian ekspansif pada laju paling tajam dalam rekor, yang mengarah pada kenaikan tingkat inventaris input.

Lonjakan Harga

Baca Juga :
Transformasi Digital

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat baik kuantitas maupun stok pembelian mencatatkan kenaikan yang mencetak rekor, sedangkan stok barang menurun karena tingginya permintaan belum dapat diikuti dengan kenaikan input. Selain itu, juga terjadi kekurangan pasokan yang menyebabkan terjadinya inflasi input dalam delapan tahun terakhir dengan banyak perusahaan menyebutkan kenaikan biaya bahan baku.

Kenaikan inflasi input ini membuat perusahaan meneruskan sebagian beban biaya kepada klien sehingga biaya output juga tercatat meningkat meski lebih lambat dibandingkan September.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top