Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral I Presiden Putin akan Kunjungi Pangkalan Antariksa Vostochny

Kim Jong-un Berada di Russia

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Tinggalkan Pyongyang I Foto yang dirilis kantor berita KCNA pada Selasa (12/9) memperlihatkan pemimpin Korut, Kim Jong-un, hendak menuju kereta yang akan membawanya ke Russia pada Minggu (10/9). Kim Jong-un meninggalkan Pyongyang untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, pada Selasa (12/9) tiba di Russia menjelang pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin yang telah diperingatkan oleh Amerika Serikat (AS) akan adanya kesepakatan senjata untuk mendukung serangan Moskwa terhadap Ukraina.

Melakukan perjalanan ke luar negeri yang jarang terjadi dan yang pertama sejak pandemi ini, Kim Jong-un terlihat melambaikan tangan dari pintu kereta pribadinya yang berlapis baja ketika berangkat dari Pyongyang pada Minggu (10/9) malam, menurut gambar yang diterbitkan oleh media pemerintah Korut.

"Kim akan bertemu Putin di lokasi yang tidak ditentukan di wilayah Timur Jauh Russia akhir pekan ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Putin saat ini menghadiri Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, kota Timur Jauh yang paling dekat dengan perbatasan Korut, meskipun belum ada indikasi bahwa keduanya akan mengadakan pembicaraan di sana.

Para wartawan yang diberi akses kepada pemimpin Russia di forum tersebut tidak menanyakan rincian kunjungan tersebut kepada Putin, namun Putin mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan segera mengunjungi Kosmodrom Vostochny, sebuah pangkalan antariksa Russia yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari Vladivostok.

Para ahli mengatakan Moskwa kemungkinan akan menginginkan peluru artileri dan misil antitank dari Korut, dengan teknologi satelit canggih dan kapal selam bertenaga nuklir sebagai imbalannya.

Gedung Putih pekan lalu memperingatkan bahwa Korut akan membayar akibatnya jika mereka memasok senjata ke Russia untuk konflik di Ukraina.

Menentang peringatan tersebut, Kim meninggalkan Korut menuju Russia pada Minggu, menurut kantor berita KCNA. "Dia didampingi oleh para pejabat tinggi militer Korut, termasuk pejabat yang bertanggung jawab atas produksi senjata dan teknologi luar angkasa," imbuh kantor berita itu.

Sedangkan Peskov mengatakan kedua pemimpin akan bekerja sama dalam bidang sensitif yang tidak boleh diungkapkan dan diumumkan kepada publik.

Sekutu yang Setia

Menurut seorang analis yang juga menjabat sebagai presiden Universitas Studi Korut di Seoul, Yang Moo-jin, kunjungan Kim ke Russia dengan didampingi para pejabat tinggi militernya, menunjukkan bahwa pertemuan puncak Putin-Kim kemungkinan akan sangat fokus pada kerja sama militer antara Russia dan Korut.

Kim sendiri belum pernah bepergian ke luar Korut sejak awal pandemi virus korona. Perjalanan terakhirnya ke luar negeri adalah pada 2019, juga ke Russia untuk bertemu Putin.

"Korut memiliki amunisi mentah yang dibutuhkan Putin untuk perang ilegal di Ukraina, sementara Moskwa memiliki teknologi kapal selam, balistik, dan satelit yang dapat membantu Pyongyang melompati tantangan teknik yang mereka derita akibat sanksi ekonomi," kata Leif-Eric Easley, profesor di Universitas Ewha di Seoul.

Sebelumnya pada Senin (11/9), AS menggambarkan Putin sedang putus asa hingga berupaya menggelar pertemuan dengan Kim.

"Kim harus melakukan perjalanan melintasi negaranya sendiri untuk bertemu dengan Putin. Saya akan menyatakan bahwa ia (Putin) yang memohon bantuan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller. "Saya akan mengingatkan kedua negara bahwa setiap transfer senjata dari Korut ke Russia merupakan pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB," imbuh dia.

Washington DC mengatakan Russia dapat menggunakan senjata dari Korut untuk menyerang pasokan makanan Ukraina dan infrastruktur pemanas menjelang musim dingin untuk mencoba menaklukkan wilayah milik negara berdaulat lainnya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top