Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Kim Jong-un Apresiasi Persahabatan Moon Jae-in

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Pertemuan Moon - Kim | Presiden Korsel, Moon Jae-in (kiri), saat bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Paekhwawon State Guesthouse, Pyongyang, pada 19 September 2018 lalu. Pada Jumat (22/4), kantor berita KCNA melaporkan bahwa Kim telah bertukar surat dengan Moon untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Moon karena telah berusaha memperbaiki hubungan.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, telah bertukar surat dengan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Moon karena telah berusaha memperbaiki hubungan di tengah ketegangan atas uji coba senjata di Pyongyang. Informasi ini disampaikan kantor beritaKCNApada Jumat (22/4).

Pertukaran surat antara Kim Jong-un dan Presiden Moon dilatarbelakangi oleh ketegangan hubungan lintas batas sejak kegagalan pertemuan tingkat tinggi antara Korut dan Amerika Serikat (AS) pada 2019, dan ketegangan yang berkobar setelah Pyongyang meluncurkan misil balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) bulan lalu, yang melanggar moratorium 2017 yang diberlakukan sendiri oleh Pyongyang.

"Moon mengirim surat pada Rabu (20/4), berjanji untuk terus mencoba meletakkan dasar penyatuan berdasarkan deklarasi bersama yang dicapai pada pertemuan puncak 2018, meskipun situasinya sulit," demikian seperti diberitakanKCNA.

"Kantor Moon mengkonfirmasi bahwa dia telah bertukar surat persahabatan dengan Kim. Dalam suratnya, Moon mengatakan era konfrontasi harus diatasi dengan dialog, dan perjanjian antar-Korea sekarang menjadi tugas pemerintahan berikutnya," kata juru bicara Park Kyung-mee dalam sebuah pengarahan. "Moon juga menyatakan harapan untuk dimulainya kembali pembicaraan denuklirisasi AS-Korut secepatnya," imbuh Park.

Kim mengatakan dalam surat balasannya pada Kamis (21/4), bahwa pertemuan bersejarah mereka telah memberikan harapan untuk masa depan bagi rakyat dan keduanya sepakat bahwa hubungan akan berkembang jika kedua belah pihak berupaya tanpa lelah dengan harapan,KCNAmelaporkan.

"Kim Jong-un menghargai rasa sakit dan upaya yang diambil oleh Moon Jae-in untuk tujuan besar bangsa sampai hari-hari terakhir masa jabatannya," kataKCNA, seraya menambahkan bahwa pertukaran surat itu adalah ekspresi kepercayaan mereka yang mendalam.

Ketegangan Meningkat

Pertukaran surat itu terjadi ketika Perwakilan Khusus AS untuk Korut, Sung Kim, berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan pada pekan ini dengan para pejabat Korsel. Sung Kim mengatakan, dia terbuka untuk duduk bersama Korut kapan saja tanpa syarat apapun, tetapi tidak jelas apakah Moon yang secara khusus mengusulkan pertemuan tersebut.

Moon mempertaruhkan jabatan yang akan ditinggalkannya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea dan membantu mengatur pertemuan tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Kim Jong-un dengan Presiden Donald Trump.

Tiga KTT yang diadakan oleh Kim dan Moon pada 2018 menjanjikan perdamaian dan rekonsiliasi, tetapi hubungan telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, ketika Korut memperingatkan tindakan destruktif dan penghancuran fasilitas yang dibangun oleh perusahaan Korsel untuk proyek ekonomi bersama.

Kedua pemimpin dengan cepat berusaha untuk memperbaiki hubungan pada tahun lalu melalui beberapa pertukaran surat, tetapi kemajuan yang dibuat sangat sedikit setelah Pyongyang mengkritik standar ganda Seoul atas pengembangan senjatanya.

Ketegangan antar-Korea meningkat tajam setelah Korut bulan lalu melakukan uji coba penuh ICBM pertama sejak 2017, dan ada kekhawatiran bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk memulai kembali uji coba nuklir.

Presiden terpilih Korsel, Yoon Suk-yeol, yang akan mengisi jabatan 10 Mei mendatang, mengatakan bahwa ia terbuka untuk berdialog dengan Korut, tetapi juga mengatakan perlu pencegahan secara militer yang lebih besar dan hubungan yang lebih erat dengan AS diperlukan untuk mengantisipasi provokasi Pyongyang.DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top