Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kilau Emas Meredup Dipicu Lonjakan Dollar dan Imbal Hasil

Foto : Antara

Emas batangan.

A   A   A   Pengaturan Font

Bengaluru - Harga emas turun di perdagangan Asia, Rabu (27/10) pagi, mundur dari angka kunci 1.800 dollar AS, karena menguatnya dollar AS dan imbal hasil obligasi yang meningkat merusak daya tarik safe-haven emas menjelang pertemuan beberapa bank sentral utama.

Di pasar spot, harga emas melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.788,66 dollar AS per ounce pada pukul 01.57 GMT. Harga emas berjangka AS juga merosot 0,2 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.790,60 dollar AS per ounce.

Logam mulia reli ke level tertinggi lebih dari satu bulan akhir pekan lalu, tetapi telah mundur 1,2 persen dari level tersebut.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menguat, meningkatkan peluang kerugian memegang emas tanpa suku bunga.

Sementara itu, dollar juga stabil mendekati level tertinggi satu minggu di sesi sebelumnya, membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Para pelaku pasar sekarang menunggu pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (28/20/2021).

BoJ akan mempertahankan program stimulus besar-besaran pada Kamis (28/20/2021) dan memangkas perkiraan inflasi tahun ini sebagai tanda bahwa bank tidak memiliki niat untuk mengikuti bank sentral lain yang mengincar keluar dari kebijakan mode krisis.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas.

Kepercayaan konsumen AS secara tak terduga naik pada Oktober karena kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi diimbangi oleh prospek pasar tenaga kerja yang lebih baik, menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat setelah kuartal ketiga yang bergejolak.

Impor emas bersih Tiongkok melalui Hong Kong melonjak hampir 60 persen pada September ke level tertinggi dalam lima bulan, data dari Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong menunjukkan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top