Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketua DPRD Kulon Progo Dukung Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka

Foto : ANTARA/Sutarmi

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 3 Wates.

A   A   A   Pengaturan Font

Kulon Progo - Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhid Nuryati mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka di semua jenjang sekolah dengan ketentuan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Akhid Nuryati di Kulon Progo, Jumat, mengatakan kegiatan belajar selama pandemi COVID-19 dilaksanakan secara daring, namun seiring perkembangan sistem ini dinilai kurang efektif dalam proses belajar mengajar.

Sehingga banyak orang tua siswa mengharapkan segera dilaksanakan proses pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

"Kami berharap simulasi pembelajaran tatap muka terbatas ini berhasil, sehingga dapat dilaksanakan setelah lebaran ini. Berdasarkan hasil monitoring di SMP Negeri 3 Wates, pihak sekolah, guru atau tenaga pendidik, dan siswa sudah siap melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM)," kata Akhid di sela-sela monitoring pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMP Negeri 3 Wates.

Ia mengatakan simuasi PTM di SMP Negeri Wates sudah bagus, tertata rapi, siswa datang sudah disambut satuan tugas penanganan COVID-19 sekolah sendiri. Sehingga ada petugas yang mengarahkan siswa mencuci tangan, menjaga jarak dan lainnya. Guru juga sudah siap, dan tingkat disiplin siswa juga tinggi.

"Siswa juga sudah yang sadar dengan membawa handsanitazer dari dan sapu tangan dari rumah," katanya.

Akhid meminta setelah lebaran, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) melakukan simulasi kembali pelaksanaan PTM di setiap sekolah. Hal ini mengingat simulasi PTM terbatas pada saat puasa dengan tidak pada kondisi puasa akan sangat berbeda dan masalahnya akan kompleks. Hal ini menyangkut kebutuhan makan siswa dan hingga sistem antar jemput siswa ke sekolah.

Catatan pertama semua pemangku kepentingan harus mensukseskan PTM terbatas ini. Uji coba PTM selama tiga sampai enam bulan itu berpotensi terjadi kelenganan pelaksanaan protokol kesehatan.

"Pelaksanaan PTM harus diimbangi dengan kesadaran dan menanamkan ideologi kepada siswa dan orang tua siswa tetang protokol kesehatan. Protokol kesehatan adalah sebuah ideologi. Ini sulit, tapi harus dilaksanakan dengan hati. Harapan kami, guru mampu memasukkan ideologi dan spirit kebiasaan patuh pada protokol kesehatan," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan hasil evaluasi pelaksanaan simulasi PTM terbatas ini akan sebagai bahan mengajukan permohonan uji coba pelaksanaan PTM setelah lebaran kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo.

"Jangan sampai simulasi PTM terbatas bermasalah dan menimbulkan penyebaran COVID-19. Keberhasilan simulasi PTM terbatas ini sebagai landasan mengajukan izin pelaksananaan PTM kepada gugus tugas," kata Arif.

Ia meminta pihak sekolah sudah menyiapkan manajemen risiko penyebaran COVID-19. Contoh bila ada ada kasus seorang siswa saat dicek kondisi suhu badan normal, tapi tiba-tiba mengeluh mual dan pusing selama proses PTM.

"Tindakan apa terhadap berangkutan yang dilakukan Satgas COVID-19 bila menemukan siswa yang mengalami kejadian seperti mual dan pusing. Kami minta sekolah sudah menyiapkan manajemen risiko dalam penanganan kondisi tersebut," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top