Ketimpangan Pendapatan Harus Diturunkan
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperingatkan pemerintah agar menyelesaikan salah satu masalah perekonomian yakni dengan menurunkan tingkat pendapatan antara masyarakat berpenghasilan rendah, menengah dan yang berpenghasilan besar. Tingkat ketimpangan antara masyarakat kaya, menengah, dan miskin harus diturunkan mengingat hal itu syarat pertumbuhan ekonomi berkualitas dan inklusif.
Gubernur BI Agus Martowardojo, di Jakarta, Senin, mengatakan masih besarnya tingkat ketimpangan merupakan pekerjaan rumah penting bagi Indonesia saat ini. Sebab, indikator ekonomi lainnya seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah sudah membaik.
"Meskipun banyak prestasi, namun belum diikuti dengan distribusi hasil pembangunan ekonomi yang baik," kata Agus dalam diskusi panel yang diselenggarakan bank sentral dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (24/7). Tolok ukur ketimpangan ekonomi terlihat pada rasio gini yang mana pada akhir 2016, rasio gini Indonesia masih tinggi yakni di level 0,394.
"Bank Dunia pada 2016 juga mencermati bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang harus memperhatikan masalah kesenjangan secara lebih baik lagi," kata Agus. Menurut dia, salah satu solusi menurunkan ketimpangan adalah sistem ekonomi dan keuangan inklusif. E
konomi keuangan syariah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan perekonomian dapat mendorong prinsip ekonomi dan keuangan inklusif tersebut. "Kami meyakini sistem ekonomi yang berlandaskan nilai syariah yang menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan daalam pengelolaan sumber daya alam merupakan salah satu jawaban tepat," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya