Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Konflik Russia-Ukraina - IHSG Tercatat Tumbuh 0,5% selama 25 Februari-11 Maret 2022

Ketidakpastian Global Makin Tinggi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah memperingatkan konflik Russia dan Ukraina dapat menciptakan tingginya ketidakpastian, baik pada harga komoditas maupun pasar modal dan pasar keuangan. Meski demikian, sejauh ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke arah positif dan nilai tukar rupiah masih relatif stabil di tengah konflik Russia dan Ukraina.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menilai tingginya ketidakpastian akan menjadi tantangan bagi semua negara yang menavigasi proses pemulihan. Dia menambahkan harga beberapa komoditas saat ini sudah meningkat sangat ekstrem di berbagai belahan dunia.

Pada saat bersamaan, lanjutnya, volatilitas di pasar modal dan pasar keuangan terjadi karena pemberian sanksi ekonomi berbagai negara kepada Russia. Hal tersebut pun diperkeruh dengan kebijakan berbagai negara yang diperketat, mulai dari moneter maupun fiskal.

"Ini semua akan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi proses pemulihan ekonomi, baik di negara maju maupun negara berkembang," jelas Menkeu dalam Webinar Fitch on Indonesia 2022, di Jakarta, Rabu (16/3).

Dia menilai global menghadapi cukup banyak risiko ekonomi saat ini, belum ditambah dengan masih adanya pandemi Covid-19 dan gangguan pasokan yang menyebabkan kenaikan inflasi. Karena itu, seluruh dunia saat ini belum bisa secara pasti menerima begitu saja bahwa pemulihan ekonomi akan terus berlanjut dengan kondisi yang masih dipenuhi ketidakpastian.

Meski demikian, menurut Menkeu, ketahanan pasar keuangan domestik terjadi di tengah volatilitas pasar keuangan global yang meningkat karena ekonomi Russia dan Ukraina sangat terpukul akibat perang.

IHSG domestik tercatat tumbuh 0,5 persen selama invasi Russia, yakni pada 25 Februari sampai 11 Maret 2022, sehingga secara keseluruhan meningkat 5,2 persen sejak 1 Januari sampai 11 Maret 2022. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang meningkat 0,4 persen pada 25 Februari sampai 11 Maret 2022, meski secara keseluruhan tahun atau sejak 1 Januari sampai 11 Maret 2022 sedikit terkontraksi 0,2 persen.

Namun, depresiasi mata uang Garuda sejak awal tahun cukup rendah jika dibandingkan dengan Thailand, Singapura, Jepang, India, Argentina, Filipina, bahkan Eropa. "Ini menunjukkan bahwa dalam konteks perekonomian Indonesia, baik jika dilihat dari neraca pembayaran maupun komposisi ekonomi, saya kira kita relatif tangguh dari negara-negara tersebut," ungkap Sri Mulyani.

Menimbun Makanan

Sebelumnya, Presiden Direktur Bank Dunia, David Malpass, memperingatkan orang-orang dan perusahaan-perusahaan agar tidak menimbun makanan dan bensin meskipun terjadi lonjakan harga yang dipicu oleh invasi Russia ke Ukraina dan sanksi besar-besaran terhadap Moskwa.

Malpass mengantisipasi peningkatan besar dalam pasokan energi di luar Russia dan makanan di luar Russia dan Ukraina, yang akan mengurangi dampak lonjakan harga yang didorong oleh perang dan membantu mempertahankan pemulihan. Menurut dia, pasokan energi dapat meningkat lebih cepat daripada pasokan makanan, mengingat penyesuaian pertanian biasanya memakan waktu sekitar satu tahun.

"Hal yang benar untuk dilakukan dalam keadaan saat ini adalah tidak keluar dan membeli tepung ekstra atau bensin ekstra, itu untuk mengakui bahwa dunia adalah ekonomi global yang dinamis dan akan merespons. Akan ada cukup untuk berkeliling," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top