Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keterlaluan, Suami yang Bergantung pada Istri Lebih Rawan Selingkuh

Foto : Freepik/Senivpetro

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah penelitian menunjukkan pria yang menggantungkan diri secara finansial kepada istrinya cenderung lebih berpotensi selingkuh.

Dalam studi berjudul "Her Support, His Support: Money, Masculinity, and Marital Infidelity" yang diterbitkan pada American Sociological Review pada 2015 silam, peneliti mengamati data selama 10 tahun pada 2.750 orang menikah berusia 18 hingga 32 tahun.

Hasilnya, para suami yang secara finansial dihidupi oleh istrinya memiliki kecenderungan untuk berselingkuh yang lebih tinggi, yaitu sekitar 15 persen.

Christin L. Munsch, asisten profesor sosiologi di University of Connecticut yang memimpin penulisan studi itu, menuturkan bahwa para suami yang bergantung para istri merasa maskulinitasnya terancam. Untuk mengatasi hal ini, perselingkuhan menjadi cara bagi mereka dalam membangun kembali maskulinitas tersebut.

"Secara bersamaan, perselingkuhan memungkinkan pria yang terancam untuk menjauhkan diri dari, dan mungkin menghukum, pasangan mereka yang berpenghasilan lebih tinggi," ujar Munsch, seperti dilansir dari You Beauty.

Menurut Munsch, laki-laki pada dasarnya memang memiliki naluri untuk selalu mendominasi wanita. Ketika mereka 'dipaksa' untuk bergantung kepada wanita atau istrinya, itu akan membuat mereka mencari cara untuk menebusnya.

Sebaliknya, istri yang sepenuhnya didukung secara finansial oleh suami mereka 5 persen lebih mungkin untuk berselingkuh.

Di sisi lain, Munsch menjelaskan karena wanita pencari nafkah tahu bahwa mereka menantang status quo, mereka akhirnya terlibat dalam apa yang oleh sosiolog disebut sebagai perilaku netralisasi.

Mereka cenderung akan meminimalkan pencapaiannya dengan melakukan lebih banyak pekerjaan rumah yang diidentikan dengan gender mereka. Menurut Munsch, hal ini ditujukan untuk mengurangi konflik antarpribadi dan menopang maskulinitas suami mereka.

"Ini juga bertujuan untuk menjaga hubungan yang berpotensi tegang tetap utuh," ujar Munsch.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top