Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Korona - Singapura Akan Kerja Sama dengan Negara-negara Sepaham

Ketegangan AS-Tiongkok Bahayakan Negara Kecil

Foto : AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam pidatonya pada Minggu (7/6) malam, PM Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan bahwa peningkatan ketegangan antara AS-Tiongkok akan membahayakan negara kecil seperti Singapura.

SINGAPURA - Peningkatan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok selama terjadinya pandemi virus korona bisa membahayakan negara kecil di dunia seperti Singapura. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi pada Minggu (7/6) malam. "Wabah Covid-19 telah memperburuk hubungan antarnegara apalagi dua negara kekuatan dunia saling beraksi dan membalas aksi," kata PM Lee saat menjabarkan lanskap tantangan strategi global.

"Akan jadi sulit bagi banyak negara untuk menjalin hubungan dengan kedua negara kekuatan dunia itu dan juga akan membahayakan bagi negara kecil seperti Singapura," imbuh PM Singapura itu.

Ditambahkan oleh PM Lee bahwa Singapura harus bekerja sama dengan negara-negara yang sepaham yang bisa menyokong perdagangan bebas dan multilateralisme dan terus menyuarakan dan menggalang pengaruhnya di dunia.

"Kita patut menjamin keamanan kita, dan melindungi serta meraih kepentingankepentingan kita saat berhadapan dengan negara lain baik itu negara besar maupun kecil," kata Lee.

Dalam pidatonya, PM Lee juga mewanti-wanti soal dampak global dari semakin memburuknya hubungan AS-Tiongkok di masa lalu dan hal ini pernah disinggung Lee pekan lalu saat berkomentar pada majalah asal AS, Foreign Affairs. Di majalah itu, PM Lee menuliskan bahwa Singapura dan negara Asia lainnya tak ingin dipaksa untuk berpihak pada satu negara manapun karena itu akan semakin mempertajam permusuhan dari kedua negara adidaya dan memperkuat hubungan dengan Beijing atau Washington DC sebaiknya tak mempertimbangkan situasi zero-sum (satu pihak diuntungkan, yang lain tidak). Dalam pidatonya. PM Lee juga menyatakan bahwa Singapura akan semakin tak tergantung pada negara lain terutama saat ada kebutuhan pokok maupun layanan seperti pangan maupun pasokan alat kesehatan.

"Strategi ini memiliki implikasi strategis, dengan negara- negara yang kurang memiliki kepentingan antara satu sama lain," kata dia.

«Negara- negara itu akan lebih memperdebatkan bagaimana membagi keuntungan daripada bekerja bersama untuk memperbesar keuntungan untuk semua. Ini akan menjadi dunia yang kurang makmur dan juga akan meningkatkan masalah,» tambah dia seraya mengatakan bahwa dinamika perkembangan ini akan sangat mempengaruhi Singapura.

Prediksi Lee

PM Lee menuturkan, secara historis Singapura mencari nafkah dengan menghubungkan negara itu dengan dunia. Pertama, sebagai pusat perdagangan, lalu pelabuhan internasional, dan sekarang pusat untuk penerbangan, keuangan, dan telekomunikasi. Lee mengatakan, negaranya telah mendapat banyak manfaat dari ekonomi global yang terbuka, dan terhubung dengan sebagian besar ekonominya sendiri dengan melayani pasar regional dan dunia. Layanan itu termasuk sektor manufaktur, bioteknologi, jasa keuangan dan logistik, dan sektor domestik seperti ritel, makanan dan minuman, dan hiburan. Singapura juga sangat bergantung pada pariwisata. Sekarang, negara itu harus mempersiapkan masa depan yang sangat berbeda karena perusahaan besar dan kecil akan sangat terpukul, dan beberapa industri akan berubah secara permanen. Lee mengatakan, pengurangan tenaga kerja, dan pengangguran akan meningkat. Beberapa jenis pekerjaan akan hilang untuk selamanya, dan orang-orang harus belajar keterampilan baru untuk tetap bisa bekerja.

"Beberapa tahun ke depan akan menjadi waktu yang amat mengganggu, dan sulit bagi kita semua," pungkas dia.

SB/StraitsTimes/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top