Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Prof Dr Hj Een Herdiani, S Sen, M Hum,

Kesenian Harus Beradaptasi agar Bertahan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Secara kelembagaan di tingkat pusat, pengembangan seni dan budaya tidak hanya berada di satu kementerian. Apakah ini efektif atau perlu lembaga tersendiri?

Betul sekali. Pengembangan seni dan budaya hampir berada di setiap kementerian. Kalau saya sih selama kegiatan-kegiatan itu bisa dilaksanakan dengan baik, tampaknya semakin banyak penyelenggara yang konsen terhadap seni dan kebudayaan, lebih baik. Sebab itu memberi kesempatan lebih banyak untuk para pelaku seni. Namun demikian, jika di setiap kementerian ada anggaran untuk penanganan kebudayaan maka anggaran mengenai kebudayaan itu akan tercecer di setiap kementerian. Jikalau dana-dana itu ditarik untuk dikelola satu lembaga khusus seni, mungkin anggaran akan lebih besar lagi untuk seni budaya. Apalagi sekarang adanya dana abadi kebudayaan.

Jadi perlu lembaga khusus?

Mungkin perlu ada lembaga khusus atau kementerian khusus, yaitu Kementerian Kebudayaan. Kementerian ini akan mencakup seluruh unsur kebudayaan yang kaitannya dengan kehidupan manusia. Namun, sekali lagi apakah ini sudah efektif jika diberlakukan di Indonesia? Harapannya sih seperti itu ya.

Contoh, perguruan tinggi seni di Indonesia berada dalam satu naungan Kemendikbudristek. Ada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Ditjen Diktiristek, dan Ditjen Vokasi. Perguruan tinggi seni ada di bawah Ditjen Diktiristek dan Ditjen Vokasi. Sehingga ketika kami mengajukan program ke Ditjen Kebudayaan tidak bisa. Sebab hanya mewadahi komunitas-komunitas, tidak bisa memberi dana ke perguruan tinggi seni atas nama kelembagaan. Harus atas nama kelompok.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top