Kesenian Harus Beradaptasi agar Bertahan
Persiapannya?
Tentu yang perlu disiapkan untuk mencapai adalah diberikannya pembinaan-pembinaan para pelaku seni atau SDM. Contoh, keadaan sekarang ketika pandemi maka muncul budaya baru, kebiasaan baru menggunakan teknologi informasi dalam menyampaikan karya-karya seni. Maka, paling tidak seniman perlu diberi pelatihan mengenai seluk-beluk teknologi. Yang jelas meningkatkan kualitas SDM amat penting. Kami, pengelola perguruan tinggi seni, memiliki tugas penting untuk konservasi, rekonstruksi, revitalisasi, dan tentunya inovasi. Kami harus memegang prinsip menjaga kelestarian seni tradisi dan membuat inovasi-inovasi agar menjadi seni industri.
Dalam konteks pendidikan, sudahkah institusi memasukkan nilai-nilai seni dan budaya dalam pembelajaran?
Sejatinya, pembelajaran apa pun, jika ada sentuhan nilai seni, pasti ada nilai plusnya. Nah, yang terjadi di Indonesia, khususnya di lembaga pendidikan tingkat apa pun, seni yang dipelajari hanya sebatas skill-nya atau kemampuan seninya saja. Pada umumnya tidak dibarengi dengan penjelasan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam seni. Nilai edukasi yang tersirat dalam seni tak disuratkan. Dan mohon maaf, banyak guru kesenian sekolah-sekolah bukan dari lulusan perguruan tinggi seni. Mereka hanya hobi dan bisa. Maka, harapan ke depan, para lulusan perguruan tinggi seni dapat menjadi pengajar seni.
Untuk konteks seni-budaya dan pendidikan, apa yang perlu dibenahi untuk memperkuat hubungannya?
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya