Kesenian Harus Beradaptasi agar Bertahan
Pelaku seni budaya turut terdampak selama pandemi. Menurut Ibu, apa pemerintah sudah memberi perhatian untuk sektor ini?
Dulu, pemerintah banyak membantu bidang kesenian seperti dari sisi anggaran. Itu artinya, (dulu) anggaran tersedia untuk membantu seniman. Namun, akhirnya semua sektor melakukan refocusing anggaran selama pandemi, termasuk bantuan-bantuan untuk seniman. Langkah pemerintah sudah baik. Ada perhatian dan memberi bantuan berupa dana tunai maupun sembako. Tapi yang namanya seniman, jumlahnya banyak sekali. Pasti tidak akan kebagian semua, apalagi harus mendaftar lewat aplikasi. Karena tidak semua pelaku seni ngeuh teknologi, sehingga tidak bisa mendaftar melalui aplikasi tersebut.
Bantuan secara riil?
Ada juga event-event virtual yang dilakukan pemerintah dan memberi penghargaan uang. Program untuk seniman terdampak pandemi, ada yang disebut "Kegiatan Budaya Saya". Di sini beberapa karya seniman diambil videonya untuk ditayangkan di platform YouTube secara simultan. Besaran bantuan seniman antara 10-20 juta rupiah perkelompok. Namun demikian, memang bantuan tersebut hanya sebagian kecil dari jumlah seniman keseluruhan.
Program lainnya juga ada melalui sistem pendataan digital. Seniman diberi bantuan juga secara perseorangan berkisar tiga juta rupiah perorang. Kendalanya, pada proses pendataan. Seniman daerah-daerah kurang akrab dengan pendataan mandiri melalui formulir digital. Sekali lagi, ini juga menjadi permasalahan tersendiri. Tapi, tentu saja saya mengapresiasi terhadap upaya pemerintah membantu seniman terdampak. Walaupun belum merata karena saking banyak dan luasnya Indonesia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya