Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kongres GMKI - Hindari Kegaduhan dengan Saling Menghormati

Kerukunan Aset Penting Bangsa

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

BUKA KONGRES - Presiden Joko Widodo menyapa peserta Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), di Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/9). Kongres GMKI tersebut bertemakan, “68 Tahun GMKI Mengabdi untuk Indonesia”.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hentihentinya terus mengingatkan bahwa persatuan dan kerukunan seluruh elemen bangsa merupakan aset terpenting yang dimiliki bangsa Indonesia. Sebab itu, seluruh anak bangsa diharapkan mampu menjaga dan merawat kerukunan di tengah perbedaan yang ada seperti saat ini.

Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pembukaan Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Auditorium The Forest Resort, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/9). "Saya sering mengingatkan bahwa kita ini betul-betul sangat beragam. Jangan sampai karena berbeda pilihan kita menjadi terpecah-pecah. Rugi besar bangsa ini," ucap Presiden Jokowi.

Presiden lalu menyampaikan betapa besarnya bangsa Indonesia dengan 263 juta penduduk dan 17 ribu pulau yang ada didalamnya. Ditambah dengan bahasa daerah kurang lebih dari 1.100. "Tidak ada negara yang perbedaan dan keragamannya seperti negara kita ini," jelas Presiden seraya menambahkan bahwa ini adalah anugerah besar dari Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia.

Selanjutnya, Presiden menyinggung terkait semangatkerukunan dan persaudaraan bangsa yang bisa menghasilkan energi positif. Salahsatu contohnya saat perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, di mana sebagian besar rakyat Indonesia kompak memberikan dukungan bagi para atlet ketika bertanding.

"Begitu kita bersatu tidak ada itu yang menanyakan yang main pencak silat agamanya apa dan dari suku apa. Yang main badminton tidak pernah ada yang ditanyakan agamanya apa, sukunya apa, tidak pernah! Ya memang seharusnya seperti itu," tutur Presiden.

Karenanya, lanjut Presiden kerukunan dan persaudaraan yang seperti itulah yang harus terus ditanamkan dan dijaga keberlangsungannya dan bukan malah membuat gaduh dengan isu lain. "Pas pembukaan (Asian Games) ramai, tapi yang diramaikan bukan pembukaannya dan sama politisi-politisi itu soal peran pengganti atau stuntman. Lah bagaimana coba masa presiden suruh akrobat seperti itu suruh saya sendiri. Kalau meloncat seperti itu ya gila bro," tegas Presiden.

Segera Disikapi

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan kepada peserta kongres GMKI bahwa perubahan teknologi dan kondisi global yang begitu cepat harus disikapi dengan cermat. "Kita harus ikuti semuanya. Anak muda, apalagi mahasiswa. Kita harus tahu internet of think, 3D printing, virtual reality, karena, kalau enggak ngerti ditinggal kita. Jangan urusan kecil, tapi urusan masa depan lupa," kata Presiden.

Presiden pun menjelaskan, bahwa anak-anak muda merupakan ujung tombak bangsa yang paling mampu untuk mengikuti dan mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan dunia. Terlebih dengan adanya revolusi industri keempat yang perubahannya dikatakan tiga ribu kali lebih cepat dibanding revolusi industri pertama.

"Ada yang harus kita siapkan, yang harus kita antisipasi, itulah pekerjaan besar kita. Kita bisa melakukan lompatan kalau kita bisa merencanakan dan mengantisipasi terhadap perubahan- perubahan yang ada. Kalau tidak betul-betul ditinggal kita," jelasnya.

fdl/AR-3

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top