Keren dan Membanggakan, Indonesia Tampilkan Praktik Baik Kesetaraan Gender di PBB
Ketua Umum Kowani (kedua kanan) Giwo Rubianto Wiyogo dalam side event 67th Session of the Commission on the Status of Women (CSW67) di New York, Amerika Serikat, Rabu (8/3/2023).
Sekjen PBB juga menyebut para remaja perempuan juga berisiko mengalami penculikan dan penyerangan di banyak tempat. Pandemi COVID-19 juga menyebabkan adanya kemunduran lain, yakni meningkatnya angka kematian ibu.
"Juga memaksa anak perempuan menikah dan membuat mereka tidak bersekolah. Sementara itu, ibu dan pengasuh anak kesulitan mendapatkan pekerjaan," kata Gutteres lagi
Komisi Status Perempuan juga menyorot pada kesenjangan gender dalam teknologi dan inovasi. Topik itu relevan karena perempuan dan anak perempuan adalah kaum yang dinilai tertinggalketika teknologi telah melaju ke depan.
Sebanyak tiga miliar orang masih belum terhubung ke internet dan mayoritas dari mereka perempuan dan anak perempuan di negara berkembang. Bahkan, di negara kurang berkembang hanya 19 persen perempuan yang bisa mengakses internet.
"Secara global, anak perempuan dan perempuan merupakan sepertiga dari siswa di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika," demikian Gutteres.
Perjuangan kesetaraan genderbisa jadi masih panjang. Namun, setiap langkah yang diayunkan hari ini bakal dirasakan dampaknya oleh setiap perempuan pada esok hari.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya