Keren, Anggota DPR Ini Pilih Bungkus Daging dengan Wadah yang Ramah Lingkungan
Dedi Mulyadi gunakan bongsang (anyaman bambu) untuk bungkus daging kurban agar ramah lingkungan.
Purwakarta - Keren, Anggota DPR Dedi Mulyadi memilih bongsang atau wadah dari anyaman bambu sebagai tempat daging dibanding menggunakan kantong plastik, agar lebih ramah lingkungan.
"Hal yang lebih utama ialah mengurangi penggunaan plastik. Karena sesuatu yang baik harus dimulai dari diri sendiri," kata Dedi melalui sambungan telepon, di Purwakarta, Kamis.
Selain lebih ramah lingkungan, katanya, penggunaan anyaman bambu sebagai wadah daging juga terlihat lebih estetik, ditambah dengan pembungkus daging yang menggunakan daun jati.
Upaya mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah daging kurban tersebut diakuinya sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir setiap Idul Adha.
Kebiasaan lain yang dilakukan Dedi ialah membagikan daging sebelum perayaan Idul Adha. Daging yang dibagikan kepada ribuan warga itu dibungkus dengan menggunakan anyaman bambu yang dipadukan dengan daun jati.
Ia menyampaikan, pembagian daging tersebut bukan termasuk dari bagian ibadah kurban. Pendistribusian daging sebelum hari raya itu sebagai bentuk kecintaan terhadap warga, karena tidak setiap warga bisa menikmati daging setiap saat.
Selama ini, katanya, warga terutama yang miskin baru bisa menikmati daging pada sore hari setelah panitia kurban membagikan.
Dedi ingin warga yang kurang mampu bisa bersama menikmati daging setelah ibadah shalat Idul Adha.
"Tapi jangan salah paham ya, (walaupun ada pemotongan hewan dan dagingnya dibagikan kepada warga sebelum hari raya), saya tetap potong sapi setelah shalat Idul Adha untuk kurban," katanya.
Pada musim lebaran Idul Adha tahun ini Dedi menebar ribuan bongsang ke sejumlah daerah di Subang, Purwakarta, Karawang hingga Bekasi dan daerah lainnya di Jawa Barat.
Ia menggunakan jasa pengemudi ojek online perempuan untuk mengantarkan daging tersebut langsung ke rumah-rumah warga.
Kang Dedi Mulyadi mengatakan hal tersebut sebagai bentuk pemberdayaan perempuan sekaligus menambah uang dapur untuk para kaum perempuan yang berprofesi sebagai ojek online.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya