Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Keragaman Karakter Pantai-Pantai Jember yang Memanjakan Mata

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Jember memiliki garis pantai sepanjang 170 kilometer. Di sepanjang garis itu berjajar gugusan pantai-pantai yang memiliki karakter unik dengan keindahan masing-masing.

Pantai di Jember ada yang yang berpasir putih dan hitam, dan ada pula yang berbatu gunung atau memiliki karang keras. Ada yang landai dengan ombak tenang dan berombak tinggi. Selain itu beberapa pantainya bertebing karang yang membentuk pulau-pulau.
Pantai Papuma menjadi pantai paling favorit bagi masyarakat Jember. Namanya yang unik tersebut sebenarnya berasal dari akronim Pasir Putih Malikan. Pantai ini berada di sebuah tanjung yang memiliki luas 77,20 hektare sehingga sering dinamakan juga Pantai Tanjung Papuma.
Berada di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, jaraknya dari pusat Kota Jember lumayan jauh yaitu 38,8 kilometer. Namun karena keindahannya, pantai ini menjadi tujuan favorit warga lokal selama liburan atau menjelang sore hari.
Pantai Papuma berada di sebuah tanjung membuatnya memiliki dua sisi pantai, yaitu di barat dan timur. Kelebihan pantai ini memiliki pasir putih, batu karang yang menjulang, bebatuan vulkanik dari pegunungan, dan pulau-pulau karang terjal membentuk kombinasi pemandangan yang unik.
Karena keindahannya, laman TripAdvisor pada 2015 menobatkannya sebagai TripAdvisor Traveller Choice 2015, bersanding dengan pantai-pantai kenamaan di Bali.
Pantai Papuma didukung dengan Wana Wisata Tanjung Papuma yang berada di tanjung tersebut. Kawasan menjadi tempat hidup kijang, ular sanca dan piton, serta ular berbisa kecil seperti kobra hitam, ular pohon, lutung atau kera hitam, burung cucak hijau tupai dan lainnya.
Permukaan air pantainya memiliki warna hijau kebiruan. Ombak di pantai ini sebagai pecah menghantam beberapa pulau karang yang dinamai tokoh pewayangan seperti Pulau Kresna, Pulau Narada, dan Pulau Batara Guru. Jika air laut sedang pasang, wisatawan bisa menginjakkan kaki di pulau-pulau tersebut.
Salah satu spot menarik di Pantai Papuma yang dibuka pada 1994 ini adalah Bukit Siti Hinggil. Dari sini lanskap pantai berpasir putih dan Samudra Hindia dapat dilihat secara utuh. Selain itu dari bukit tersebut dapat melihat Pulau Nusa Barung yang berada di barat daya.
Pantai Papuma menyimpan situs sejarah berupa Gua Jepang. Selama menghadapi sekutu dalam Perang Dunia II, gua itu dijadikan benteng pertahanan. Untuk mencapai gua yang yang berada di ketinggian 100 mdpl ini, pengunjung harus melewati kawasan hutan jati di sekitarnya.
Pantai yang menjadi tujuan wisata di Jember selanjutnya adalah Pantai Asmara atau Pantai Love. Alamatnya di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Jarak tempuh dari Kota Jember kurang-lebih 32 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam.
Sepanjang pantai ini berupa pasir hitam dengan kontur yang cukup landai. Lantaran berada di sebuah teluk, ombaknya tidak seberapa tinggi sehingga wisatawan dapat leluasa mandi di pantai ini, atau hanya menikmati alunan ombak yang datang dan pergi.
Setelah bermain air di bawah, kita bisa memanjat Bukit Suroyo. Inilah cara terbaik menikmati Pantai Love. Setelah mendaki beberapa anak tangga sisi timur bibir pantai ini terlihat unik. Jika diamati akan terlihat berbentuk hati.
Bagi pasangan muda-mudi yang sedang dimabuk cinta, panorama lengkungan garis pantai yang membentuk gambar hati bisa menjadi cara untuk mendekatkan menegaskan hubungan. Ditambah gugusan batu karang di antara dua lengkungan semakin menjadikan panorama kian menawan.

Legenda Watu Ulo
Di timur Pantai Papuma, dengan jarak 1,3 kilometer terdapat Pantai Watu Ulo. Lokasi tepatnya di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Pantai ini memang berpasir hitam namun menawarkan panorama garis pantai yang luas dikombinasikan dengan bukit-bukit hijau.
Dari arah timur pantai melengkung menuju selatan di ujungnya. Disebut Pantai Watu Ulo artinya batu ular, karena terdapat batu yang memanjang menuju arah laut dengan bentuk menyerupai ular yang bersisik, dengan panjang 110 meter dan lebar 4 meter.
Batu unik itu menciptakan legenda tersendiri. Cerita yang berkembang menyebutkan konon batu Watu Ulo merupakan seekor naga yang sedang bersemedi yang diutus oleh Ajisaka. Benda itu akan kembali menjadi manusia begitu terbangun nanti.
Jika ingin menikmati pantai yang tenang bebas dari hiruk-pikuk masyarakat, Pantai Bandealit bisa menjadi pilihan. Pantai ini berada di sebuah teluk dan masuk dalam Taman Nasional Meru Betiri, di bagian Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo.
Daya tarik utama Pantai Bandealit adalah pantainya sangat landai. Obaknya meluncur dari kejauhan dan menjadi sangat kecil saat menyentuh bibir pantai paling ujung. Bagi anak-anak pantai seperti ini sangat cocok.
Alam Taman Nasional Meru Betiri yang lestari dan terlindungi dari kerusakan serta udara segar yang menyergap, membuat wisatawan seolah tidak ingin pulang.
Bagi yang menyukai berkemah, Pantai Bandealit sangat cocok untuk mendirikan tenda. Apalagi yang ditawarkan kalau bukan deburan ombak yang tenang dan suara-suara hewan liar dan juga pemandangan langit malam yang menjadi momen langka bagi orang-orang urban. n hay/I-1

"Jember Fashion Carnaval" yang Mendunia

Bukan hanya memiliki pantai-pantai indah, Kabupaten Jember memiliki festival tahunan kelas dunia yang disebut dengan Jember Fashion Carnaval (JFC). Karnaval yang digelar pertama pada 1 Januari 2003 telah banyak menginspirasi kabupaten dan kota lain menyelenggarakan acara serupa.
Tahun ini, acara yang telah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19, akan diselenggarakan lagi tepatnya pada Sabtu-Minggu (6-7/8) ini. Yang unik, JFC 2022 akan menampilkan defile kostum terbaik dalam kurun sembilan tahun pada peragaan kostum di jalan sepanjang 3,6 kilometer. Rangkaian acara JFC 2022 akan mengusung tema The Legacy.
"Alhamdulillah tahun ini JFC bisa digelar kembali di jalanan karena selama dua tahun hanya digelar di dalam ruangan karena pandemi Covid-19," kata Presiden JFC, Budi Setiawan, di Kabupaten Jember, Jumat (5/8) seperti dilansir Antara.
Tema The Legacy diangkat untuk menunjukkan JFC mewariskan semangat serta tujuan besar untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Jember adalah kota karnaval. Oleh karenanya JFC 2022 akan menampilkan defile kostum terbaik yang pernah ada dari 2011 sampai 2019 serta defile spesial bertajuk Poseidon atau dewa laut dalam mitologi Yunani.
Sepuluh defile yang akan ditampilkan dalam ajang JFC 2022 yakni Defile Madurese, Defile Mahabharata, Defile Betawi, Defile Majapahit, Defile Garuda, Defile Sriwijaya, Defile Kujang, Defile Aztecs, Defile Sasando, dan Defile Poseidon.
Pada Sabtu (6/8), JFC 2022 akan menampilkan acara Pets Carnival, Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI), dan Artwear Carnival (Fashion Art). Sedangkan pada Minggu (7/8), acara akan menampilkan World Kids Carnival dan Grand Carnival.
Pada acara inti JFC 2022 yaitu Grand Carnival, peserta karnaval akan menampilkan kostum terbaik dalam defile-defile.
Budi menyebut, karnaval hewan peliharaan sebagai salah satu acara yang unik dan menarik dalam rangkaian JFC 2022. "Parade itu merupakan bentuk kerja sama antara pihak JFC dengan beberapa komunitas seperti kalangan pecinta hewan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, dan PDHI (Persatuan Dokter Hewan Indonesia)," kata dia.
JFC bukan menampilkan karya orang Jember dan Jawa Timur saja, karena pihak penyelenggara kali ini telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sehingga akan menampilkan perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia.
JFC 2022 pun memberikan ruang kepada desainer, komunitas, dan merek fesyen untuk menampilkan pertunjukan fesyen tematik dalam Artwear Carnival. "Anak-anak juga diajak kreatif untuk menampilkan karya terbaik dalam membuat kostumnya melalui World Kids Carnival," kata Budi.
Pada awalnya JFC yang digagas oleh Dynand Fariz, menampilkan 2.000-an peserta. Acara ini kala itu diselenggarakan dalam waktu 4 hari penyelenggaraan alias lebih lama. Acara meliputi Kids Carnival, Artwear Carnival, WACI, dan Grand Carnival.
Karnaval melewati jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam 10 defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.
Defile pertama menampilkan WACI dengan tema busana nasional dari berbagai daerah seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatra, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema fesyen yang sedang tren apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan untuk meraih penghargaan-penghargaan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top