Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persepsi Ekonomi l Kekhawatiran Keterbatasan Lapangan Kerja Turunkan IKK

Kepercayaan Konsumen Melemah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tertahan akibat persepsi terhadap kondisi kegiatan usaha dalam enam bulan mendatang tak sekuat prediksi pada bulan sebelumnya.

JAKARTA - Tingkat kepercayaan konsumen melemah pada Maret lalu dipengaruhi dampak pandemi virus korona tipe terbaru, Covid-19. Meski demikian, tingkat kepercayaan konsumen masih terjaga di level optimistis.

Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI), Senin (6/4), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret lalu berada di level 113,8 poin, lebih rendah dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya sebesar 127,7 poin. Meski demikian, indeks tersebut masih di atas level 100 yang mengindikasikan bahwa optimistis masih terjaga.

BI menyebutkan optimisme konsumen yang tertahan disebabkan oleh penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan. "Menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terutama dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan kerja yang lebih terbatas. Sedangkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tertahan akibat persepsi konsumen terhadap kondisi kegiatan usaha enam bulan mendatang yang tidak sekuat persepsi konsumen pada bulan sebelumnya," menurut keterangan BI.

Merespons hasil tersebut, Chief Economist BNI, Ryan Kiryanto menilai penurunan IKK pada Maret 2020 banyak dipengaruhi oleh persepsi responden terkait keterbatasan lapangan kerja setelah pandemi Covid-19 merebak dengan makin banyaknya pasien positif mencapai 2.273 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang sembuh sebanyak 164 orang dan yang meninggal dunia 198 orang berdasarkan data per 5 April 2020 atau setelah survei dilakukan.

"Meskipun IKK masih berada di garis optimistis, namun sebagian responden mulai khawatir dengan masih berlanjutnya kebijakan pembatasan jarak dalam berbagai bentuk kebijakan, yang membuat roda perekonomian nasional terganggu, ditandai oleh hilangnya pekerjaan dan penghasilan pekerja harian lepas atau buruh harian atau pekerja nonformal," jelas Ryan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top