Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Sektor Industri

Kepercayaan Investor Global Masih Tinggi

Foto : ISTIMEWA

TINJAU PABRIK BARU | Plt Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito (kiri) berbincang dengan Presiden Direktur PT Asahimas Chemical Jun Miyazaki saat meninjau pabrik baru di Cilegon, Banten, Jumat (1/4). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis kepercayaan investor global masih tinggi, terutama pada sektor industri petrokimia di Tanah Air.

A   A   A   Pengaturan Font

CILEGON - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis kepercayaan investor global masih tinggi, terutama pada sektor industri petrokimia. Hal itu dibuktikan dengan perluasan pabrik PVC oleh perusahaan multinasional, PT Asahimas Chemical di Cilegon, Banten. Investasi senilai 1,5 trilliun rupiah ini diharapkan mampu menekan defisit sektor kimia.

"Proyek ini menunjukkan masih tingginya kepercayaan investor atas iklim investasi dan potensi investasi di Indonesia," tegas Pelaksana Tugas Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito, yang mewakili Menteri Perindustrian dalam acara Peresmian Perluasan Pabrik PVC (Phase-7) dan Peluncuran Ekspor PT Asahimas Chemical, Cilegon, Jumat (1/4).

Dia menyebut sektor kimia berkontribusi signifikan pada defisit neraca perdagangan. Pada 2021, nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai 18,86 miliar dollar AS, sedangkan nilai impornya mencapai 26,51 miliar dollar AS.

Dia menambahkan sektor petrokimia merupakan industri strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dan prasyarat utama untuk mengembangkan industri di tingkat hilir seperti plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, obat-obatan dan industri penting lainnya. Keberhasilan pemerintah membangun industri nasional sangat dipengaruhi oleh profil industri petrokimia.

Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor petrokimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri petrokimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri.

Selama 2020-2030, pemerintah berusaha mengawal sejumlah proyek pembangunan industri kimia raksasa dengan total nilai investasi mencapai 31 miliar dollar AS. Investasi tersebut guna memperkuat komoditas di sektor kimia hulu dan mampu mensubstitusi produk petrokimia yang masih banyak diimpor seperti Etilena, Propilena, BTX, Butadiena, Polietilena (PE), dan Polipropilena (PP).

Kapasitas industri nasional untuk produk-produk tersebut saat ini mencapai 7,1 juta ton per tahun. Namun, impor produk kimia tersebut masih sangat signifikan hingga mencapai 4,6 juta ton pada 2020.

Tekan Impor

Presiden Direktur PT Asahimas Chemical (ASC) Jun Miyazaki menyebut dengan penambahan kapasitas produk PVC sebesar 200 ribu ton per tahun, maka total kapasitas polyvinl chloride (PVC) PT. Asahimas Chemical menjadi 750 ribu ton per tahun.

"Ini menjadikan Indonesia sebagai produsen PVC terbesar di ASEAN. Dengan penambahan kapasiras ini ami juga menargetkan menggantikan produk impor PVC yang masih ada," pungkas Jun.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top