Kepada Rakyat Jepang, Ukraina Minta Maaf telah Membandingkan Kaisar Hirohito dengan Hitler dan Mussolini di Twitter
Kaisar Hirohito (tengah) berpose dalam sebuah foto bersama anggota keluarganya di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, pada 1939.
Foto: SCMP/Imperial Household Agency via EPA-EFEJAKARTA - Akun Twitter resmi Pemerintah Ukraina menyatakan permohonan maaf setelah mengunggah foto Kaisar Jepang Hirohito bersanding dengan foto Adolf Hitler dan Benito Mussolini dalam video di media sosial terkait masalah mengalahkan fasisme. South China Morning Post melaporkan, Senin (25/4).
"Permintaan maaf yang tulus dari kami kepada Jepang karena telah membuat kesalahan ini," demikian pesan yang ditulis di Twitter. "Kami tidak bermaksud menyerang rakyat Jepang yang ramah." Versi video yang telah disunting tanpa foto Hirohito kemudian ditambahkan dalam unggahan tersebut.
Cuitan menyebar luas akhir minggu kemarin, membuat seorang pejabat Jepang protes. Cuitan itu juga mengancam menjauhkan kelompok konservatif dari Ukraina karena Jepang merupakan negara yang sangat mendukung Presiden Volodymyr Zelenskyy sejak awal invasi Rusia ke negara itu.
Jepang bergabung dengan sekutunya, AS dan negara demokrasi lain dalam sanksi melawan rezim Presiden Rusia Vladimir Putin. Jepang telah merusak tradisi pasifnya dengan mengirimkan peralatan militer tidak mematikan ke Ukraina. Jepang juga mengambil langkah tak biasa dengan membuka pintu bagi ratusan pengungsi Ukraina.
Masahisa Sato, ketua panel kebijakan luar negeri Partai Liberal Demokrat, mengatakan pada Minggu (25/4), ia mendesak Kementerian Luar Negeri untuk memprotes pemerintah Ukraina. Kemudian di Twitter dia menambahkan, kementerian sudah melakukannya dan "problematika" video sudah dihapus.
Sementara para pengguna Twitter mengatakan telah kehilangan minat untuk mendukung Ukraina setelah munculnya unggahan itu. Pengguna lain mengatakan akan lebih pas lagi jika menggunakan foto Hideki Tojo, perdana menteri Jepang semasa Perang Dunia II yang dihukum gantung karena dinyatakan bersalah melakukan kejahatan perang.
Publik Jepang telah mendukung garis keras untuk menghukum Kremlin atas invasinya ke Ukraina. Polling yang dilakukan surat kabar Nikkei pada 22-24 April menemukan bahwa 42 persen responden mengatakan sanksi Jepang terhadap Rusia harus lebih keras lagi, sementara 44 persen mengatakan sanksi saat ini sudah tepat. Lebih dari 62 persen responden mengatakan setuju dengan penanganan yang dilakukan pemerintahnya terhadap perang di Ukraina.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 4 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 5 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
Berita Terkini
- Dengan Wajah Sumringah Cagub DKI Pramono Anung Gunakan Hak Suara di TPS 046 Cipete Selatan
- Lanjutan Laga Liga Champions, Gol Kim Min-Jae Membawa Bayern Muenchen Menang Tipis Atas PSG
- Usai Mencoblos, Risma Langsung Ziarah Makam Kakek di Kediri
- Khusyuk Berdoa, Khofifah Sempatkan Ziarah ke Makam Keluarga Sebelum ke TPS
- Memukau Penonton, Ini Olahraga Kuno Uighur yang Tampil di Kompetisi Olahraga Tradisional Etnis Minoritas Nasional Tiongkok