Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kendalikan Inflasi dengan Tambah Produk Lokal di Pasar

Foto : ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Warga berbelanja di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (7/4/2023). Menurut pedagang, penjualan busana muslim di pasar tersebut pada pekan ketiga Ramadhan mulai ramai sebagai persiapan menjelang Lebaran.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Menjaga dan mengendalikan laju inflasi menjadi hal penting di tengah momen Lebaran, yang biasanya warga akan berbelanja lebih banyak. Suplai barang harus ditambah agar harga tetap terkendali dan penambahan harus diutamakan menggunakan produk lokal.

"Tidak hanya Lebaran, momen-momen hari besar lain seperti Imlek, Natal, Tahun Baru, juga akan memicu inflasi. Agar laju inflasi terjaga, maka mau tidak mau dari supply side (sisi penawaran) harus ditambah," kata Ekonom dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto kepada Koran Jakarta, Kamis (13/4).

Sebenarnya, tambah Wibisono, fenomena seperti ini sudah terjadi sejak zaman "purbakala" sehingga bisa diperhitungkan. Harusnya pemerintah mengantisipasi sejak jauh hari. Stok kebutuhan dikelola. Masalahnya pada saat seperti ini pedagang ingin mengambil kesempatan untung besar.

Selain itu, tambah Wibisono, penambahan stok harus mengutamakan dari produk lokal, jangan dari. impor. Tujuannya supaya produsen dalam negeri juga menikmati keuntungan," tuturnya.

Apa yang disampaikan Wibisono ini merespons Survei Mandiri Institute. Survei ini mengindikasikan belanja masyarakat mengalami akselerasi seiring dimulainya bulan Ramadan pada akhir Maret 2023, yang ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI) di mana indeks nilai belanja Maret 2023 mencapai 136,4, tertinggi sejak Januari 2023.

"Penghapusan pembatasan mobilitas masyarakat (PPKM) sejak awal tahun mendorong meningkatnya aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi," kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono.

Dilihat Lebih Detail

Sementara itu, Ekonom STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko mengatakan dari data survei belanja masyarakat tersebut harus dilihat lebih detail komoditas apa yang menjadi penyumbang terbesar peningkat belanja masyarakat.

Di level masyarakat yang tampak jelas mengalami inflasi adalah harga pangan di mana beras, minyak, telur, menjadi penyumbang terbesarnya. Adapun konveksi justru mengalami penurunan dengan laporan dari pengusaha garmen telah terjadi penurunan permintaan produk garmen jelang Lebaran dalam beberapa tahun terakhir.

"Soal pangan dan garmen saja kan penyikapannya beda. Pangan, meski relatif tinggi jangan korbankan petani dengan buka impor tapi tambah produksi tanah air. Sementara di garmen masalahnya kan serbuan impor, lihat di e-commerce dicek itu karena bisa jadi 90 persen produk impor," papar Aditya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan untuk mengendalikan laju inflasi jelang Lebaran ini utamanya pemerintah harus memastikan pasokan supply. "Bila perlu bisa melakukan operasi pasar guna mengurangi permainan harga oleh pedagang," ucapnya.

Secara sektoral terangnya pemerintah perlu benar-benar menjaga kenaikan harga transportasi. Piter menyampaikan kenaikan inflasi menjelang Lebaran itu fenomena umum yang tidak perlu dikhawatirkan sepanjang kenaikan inflasinya tidak terlalu besar.

Kenaikan inflasi terjadi baik oleh kenaikan demand yang diindikasikan oleh kenaikan belanja atau konsumsi masyarakat, dan juga oleh hambatan supply serta ekspektasi inflasi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top