Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Keuangan

Kenaikan Suku Bunga Bisa Menarik Aliran Modal Masuk ke RI

Foto : Sumber: Bank Indonesia - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan BI7days Reverse Repo Rate 25 basis poin atau 0,25 persen dari 6 persen menjadi 6,25 persen diharapkan bisa menarik aliran modal masuk (capital inflow) di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, di Jakarta, Kamis (25/4), mengatakan melemahnya ekonomi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan mendorong pelaku pasar untuk menempatkan dananya pada instrumen yang dianggap aman (safe haven), seperti dollar Amerika Serikat (AS) dan komoditas emas.

Pergerakan indeks dollar (DXY) masih terus meningkat ke level 105-106 dari sebelumnya 101 pada akhir 2023. Kenaikan tersebut menunjukkan berlanjutnya penguatan dollar AS terhadap nilai tukar sejumlah mata uang utama.

Seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), maka investor diharapkan akan mengalihkan dananya dari dollar AS menuju ke pasar keuangan Indonesia. Terlebih, diperkirakan the Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada level tinggi 5,50 persen selama satu hingga tiga bulan ke depan.

The Fed diproyeksikan baru menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) hingga 50 bps pada September mendatang dengan probabilitas 46,2 persen.

Dari faktor domestik, tingkat inflasi Indonesia diperkirakan bisa bertahan pada kisaran 2,5±1 persen pada 2024 bila pemerintah terus berupaya mengelola harga pangan dan energi.

"Ke depan, peningkatan bunga acuan BI, optimalisasi triple intervensi, dan kebijakan BI yang pro pasar melalui penerbitan instrumen baru diharapkan dapat menarik aliran dana asing, meningkatkan cadangan devisa, dan mengurangi tekanan eksternal terhadap depresiasi rupiah lebih lanjut," kata Andry.

Kendati demikian, dia mengakui dalam jangka pendek, volatilitas pasar keuangan masih akan lebih tinggi.

Kebijakan Paling Aman

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, menilai bahwa keputusan BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen merupakan pilihan kebijakan yang paling aman.

"Bank Indonesia tidak punya banyak pilihan instrumen moneter lain untuk mengendalikan nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi sehingga yang paling aman adalah menaikkan tingkat suku bunga," kata Esther seperti dikutip dari Antara.

Selain meredam depresiasi nilai tukar rupiah, kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menahan arus modal keluar dari Indonesia.

Nilai tukar rupiah sendiri pada perdagangan Kamis ditutup merosot seiring pasar menantikan rilis inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) di Amerika Serikat (AS).

Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah melemah 33 poin atau 0,20 persen ke level 16.188 per dollar AS dari sebelumnya sebesar 16.155 per dollar AS. Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, mengatakan kenaikan suku bunga BI akan berdampak positif pada yield obligasi pemerintah sehingga akan meningkatkan minat investor asing untuk menahan dan bahkan meningkatkan investasinya di pasar keuangan Indonesia.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top