Kenaikan FFR Persulit Negara Berkembang
PERRY WARJIYO, Gubernur BI
Risiko Global
Dirinya menyampaikan kenaikan suku bunga AS akan berdampak pada kenaikan suku bunga global dan persepsi risiko global. Karenanya, normalisasi kebijakan tersebut menjadi salah satu tantangan di tengah pola pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia yang tak seimbang.
Sebelumnya, BI memprediksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tujuh kali pada 2022, termasuk peningkatan yang sudah dilakukan pada Maret sebesar 25 basis poin. Karenanya, BI akan merespons kenaikan suku bunga acuan Fed dengan menjaga imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) dan nilai tukar rupiah.
Dengan kenaikan suku bunga Fed, Perry menuturkan imbal hasil obligasi AS pun sudah naik dari yang dahulu 1,3 persen menjadi 1,9 persen, serta terdapat kemungkinan meningkat hingga 2,1 persen dan 2,3 persen pada tahun depan.
Seperti diketahui, The Fed, Rabu (16/3), menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya sejak 2018 karena berusaha menjinakkan inflasi AS tertinggi dalam empat dekade. The Fed menaikkan FFR sebesar 25 basis poin menjadi di kisaran 0,25-0,50 persen.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya