Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Normalisasi Moneter

Kenaikan FFR Persulit Negara Berkembang

Foto : ISTIMEWA

PERRY WARJIYO, Gubernur BI

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperingatkan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mempersulit negara berkembang untuk bisa pulih dari pandemi Covid-19. Sebab, negara berkembang harus mengatasi dampak dari rambatan global, ketidakpastian, dan kenaikan suku bunga itu terhadap arus modal.

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan The Fed turut membatasi kemampuan negara berkembang merumuskan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing.

Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam acara Leader's Insight Kuliah Umum BI di Jakarta, Senin (21/3), menyebutkan normalisasi kebijakan moneter menjadi salah isu yang diangkat dan disampaikan pada Presidensi G20 di Indonesia, terutama mengenai perlunya normalisasi negara maju dikalibrasi secara baik, direncanakan dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik.

Seluruh hal tersebut, lanjutnya, harus dilakukan agar dampak normalisasi kebijakan pada perekonomian global dan negara berkembang bisa dimitigasi dengan baik. Dia menyebutkan normalisasi kebijakan di negara maju sudah mulai berlangsung dan kemungkinan akan lebih cepat dibanding negara lainnya.

"Kita sudah melihat bahwa Fed sudah mulai menaikkan suku bunga, semula kami perkirakan lima kali kenaikan, tapi dengan inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, kemungkinan akan mendorong bank sentral AS menaikkan tujuh kali, termasuk bulan ini," ungkap Perry.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top