Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesejahteraan Masyarakat I Jika Dihitung dengan Parameter Baru, Kemiskinan Ekstrem Mungkin Meningkat

Kemiskinan Ekstrem Sulit Diatasi Tanpa Perubahan Struktural

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pada kesempatan lain, peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengkritisir pernyataan Muhadjir karena penurunan itu benar-benar terjadi karena efek bantuan sosial (Bansos), yang kalau didalami tidak akan bersifat permanen. "Bansos hanya menaikkan sisi konsumsi rumah tangga miskin dan miskin ekstrem tanpa memberi dampak jangka menengah dan panjang," tegas Huda.

Dampak PHK

Dari angka orang miskin ekstrem mungkin berkurang, namun angka tersebut bisa meningkat di survei Agustus dan tahun depan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi belakangan ini. Huda pun menekankan bahwa tanpa didukung kebijakan jangka menengah dan panjang, kemiskinan ekstrem bakal kembali seperti sebelumnya karena efek bansos sudah berakhir. Sebab itu, dalam jangka panjang pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan pekerjaan.

Selain itu, juga perlu menggencarkan pemberdayaan masyarakat miskin melalui berbagai program. Huda juga menyoroti perhitungan yang mengukur penurunan tingkat kemiskinan. Ada dua pendekatan dalam mengukur kemiskinan. Pemerintah sendiri masih menggunakan standar lama Bank Dunia yaitu, 1,9 dollar AS per kapita per hari, sedangkan Bank Dunia sudah menaikkan standar tersebut menjadi 2,15 dollar AS per kapita per hari.

"Jika dihitung berdasarkan standar lama mungkin benar turun, tetapi jika dihitung dengan parameter yang baru, kemiskinan ekstrem kita mungkin semakin meningkat," kata Huda. Menko PMK, Muhadjir Effendy, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9) mengatakan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari empat persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade terakhir. "Kemiskinan ekstrem yang terakhir per tahun 2023 itu kan sudah turun. Sebelumnya empat persen, pada 10 tahun terakhir itu mengalami penurunan, yang terakhir 0,8 persen," Muhadjir. Untuk angka pasti dari penurunan kemiskinan ekstrem, jelas Menko, masih menunggu hasil survei lebih lanjut pada September 2024, yang berpotensi menunjukkan penurunan lebih lanjut.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top