Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemerataan Penduduk

Kementerian Desa PDTT Ubah Pola Transmigrasi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDTT) mengubah pola transmigrasi dari sebelumnya menyediakan tanah dan biaya hidup untuk waktu tertentu menjadi transmigran berbaur dengan masyarakat lokal.

Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, usai penandatangan kerja sama transmigrasi di Jakarta, Jumat (7/12), mengatakan selain mengubah pola transmigrasi, Kemdes PDTT juga menerapkan sistem transmigrasi yang terintegrasi, sehingga nantinya para transmigran tidak kesulitan memasarkan produknya.

"Selama ini, transmigrasi memiliki kendala seperti kesenjangan dengan masyarakat lokal. Sekarang kita gabung, sehingga masyarakat lokal bisa berbaur dengan transmigran," ungkapnya.

Ia mengatakan pembangunan transmigrasi pada saat ini diarahkan berbasiskan kawasan, tidak hanya berbasis spasial dan komoditas unggulan, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi itu.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga meminta agar pemerintah daerah asal transmigran dan pemerintah daerah tujuan transmigran untuk bekerja sama dalam pembiayaan transmigran.

Pemprov Jawa Tengah telah berbagi dana untuk pembangunan pemukiman transmigrasi 100 unit di Kabupaten Bulungan dan Lamandau Kalimantan Tengah. Kemudian, Pemprov Jawa Timur memberikan dana APBD untuk pembangunan 100 unit pembangunan pemukiman di Kabupaten Bulungan.

Kemudian, pemkab dan pemkot di wilayah DI Yogyakarta memberikan bantuan untuk membangun 33 unit pembangunan pemukiman transmigrasi di Kabupaten Bulungan.

"Bantuan yang diberikan pemda sudah mulai mengalami peningkatan hingga mencapai 20 persen dari seluruh pembiayaan ketransmigrasian. Tahun depan, kita harapkan semakin meningkat lagi," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Eko juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus merevitalisasi model transmigrasi. Ini dilakukan untuk menjawab besarnya minat dari daerah asal dan daerah penerima. Salah satunya dengan memasukkan konsep Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), pengembangan komoditas unggulan di kawasan transmigrasi yang dihubungkan dengan dunia usaha, mengubah bisnis model dan lain-lain.

"Dulu, pertanian tidak bisa dikaitkan dengan pascapanen, sekarang bisnis modelnya tidak begitu lagi. Jadi, kita bisa membuat program semacam transmigrasi swakarsa dan bekerja sama dengan swasta juga," ungkap dia.

Dengan revitalisasi tersebut, Eko berharap pertumbuhan ekonomi di daerah transmigran bisa meningkat dan cepat. "Intinya, bagaimana mengubah model bisnis dan menjadikannya lebih modern, ini penting dilakukan," katanya. ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top