Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanaman Modal

Kemenperin Tagih Realisasi Investasi Korsel

Foto : istimewa

Airlangga Hartarto

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menagih realiasi investasi Korea Selatan di sektor industri. Pasalnya, investasi negara tersebut merupakan yang ketiga terbesar di Indonesia. Lagi pula di negara tersebut terdapat investor sektor petrokimia yang pernah berencana menggelontorkan investasi tak sedikit di Indonesia.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa hubungan bilateral dengan Korea Selatan patut dipelihara karena besarnya keuntungan ekonomi yang diperoleh dari relasi tersebut.

"Hubungan kerja sama ekonomi khususnya di sektor industri antara Indonesia dengan Korea Selatan patut diperkuat," ungkapnya melalui keterangannya dari Seoul, Korsel, Senin (3/7).

Airlangga menyebutkan mengacu pada data badan koordinasi penanaman modal (BKPM), Korea Selatan adalah investor nomor tiga terbesar di Indonesia. Di sektor industri manufaktur, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hingga 71 persen dari total investasi selama lima tahun terakhir sebesar 7,5 miliar dollar AS.

Bahkan, pabrik-pabrik tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang.

Adapun Kemenperin tengah membidik investor Korea Selatan, yakni Lotte Chemical Titan agar segera merealisasikan penanaman modalnya sebesar 3-4 miliar dollar AS yang akan memproduksi naphtha cracker dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun.

"Bahan baku kimia tersebut diperlukan untuk menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lain," ujarnya.

Sektor Prioritas

Upaya menggaet investor Korsel itu sejalan dengan fokus Kemenperin saat ini yang menjadikan industri petrokimia sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pembangunannya di dalam negeri karena berperan penting sebagai pemasok bahan baku bagi banyak manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika hingga farmasi.

Kemenperin juga telah mengusulkan agar industri petrokimia termasuk sektor yang harus mendapatkan penurunan harga gas karena sebagai sektor pengguna gas terbesar dalam proses produksinya.

"Dengan harga gas yang kompetitif, daya saing industri petrokimia nasional makin meningkat," tegas Airlangga.

Sebagaimana diketahui, Kemenperin tengah melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan pada 3-6 Juli 2017. Selama di Negeri Ginseng, agenda Menperin meliputi pertemuan bisnis dengan jajaran direksi Lotte dan LG, menjadi pembicara pada kegiatan ASEAN Leadership Conference, serta mengunjungi pabrik baja Posco.

Pada kesempatan tersebut, Menperin didampingi Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono serta Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.

Dalam kunjungan itu juga Airlangga memaparkan mengenai perkembangan terkini industri di Indonesia termasuk program dan kebijakan pengembangannya serta tentang roadmap Industri 4.0. yang setidaknya sebagai gambaran bagi investor Korsel sebelum terjun menanamkan modalnya di Indonesia.

Kemenperin berharap kunjungan kali ini mendapat respon yang bagus dari Korsel, sehingga mendorong pertumbuhan industri di Tanah Air.ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top