Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenko PMK Pastikan Isu Kesehatan Jiwa Masuk Dalam RPJMN 2025-2029

Foto : muhammad marup

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementeruan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum (kiri), dalam Deputy Meet The Press, di Jakarta, Senin (7/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menggatakan isu kesehatan jiwa masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Hal ini untuk mencegah masalah kesehatan jiwa yang bisa berdampak buruk.

"Jadi di dalam RPJMN dari 2025-2029 isu-isu terkait dengan kesehatan jiwa mental ini mulai kita perhatikan," ujar Woro, dalam Deputy Meet The Press, di Jakarta, Senin (7/10).

Dia menjelaskan, isu kesehatan jiwa saat ini mengancam juga generasi muda akibat tekanan di lingkungan mereka baik pendidikan maupun pekerjaan. Sebagai bentuk perhatian, pihaknya juga akan memasukan isu kesehatan jiwa dalam Indeks Pembangunan Pemuda.

Baca Juga :
Diskusi Kemenko PMK

"Kesehatan masih kesehatan yang kayak merokok terus ada keluhan kesehatan dan sebagainya jadi masih sifatnya fisiknya, yang kita lihat ya nah ini ke depan kita akan masuk ke sana (psikis)," jelasnya.

Woro menekankan, peran keluarga penting untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan jiwa bagi pemuda, terutama yang masih remaja. Di sisi lain, pemuda yang sedang dalam tekanan harus berani mengungkapkan keresahannya.

Dia menambahkan, pemerintah melalui beberapa kementerian menyediakan kanal-kanal pengaduan untuk mencegah masalah kesehatan jiwa. Pemerintah, kata Woro, juga menjalin kerja sama lembaga atau komunitas untuk menyediakan kanal pengaduan tersebut. "Ini adalah layanan-layanan yang bisa diakses, demikian juga untuk anak-anak muda kita," tuturnya.

Secara terpisah, Direktur Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, menekankan, pentingnya literasi kesehatan mental. Menurutnya tidak semua masyarakat merasa sadar memerlukan bantuan terkait masalah kesehatan jiwa.

"Literasi kesehatan itu bukan hanya kesehatan jasmani, tetapi mental juga harus tahu. Ini yang yang sepertinya masih belum begitu banyak diketahui," jelasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top