Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kembangkan Pesawat Ruang Angkasa Bertenaga Nuklir, Amerika Serikat Lakukan Hal Ini Agar Pesawat Bisa Didemonstrasikan 2026 Mendatang

Foto : istimewa

pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir AS

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) akan mulai mengembangkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir. Ini seiring permintaan proposal yang telah dikeluarkan DARPA pada 4 Mei lalu untuk fase berikutnya dari demonstrasi pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir.

DARPA akan mengadakan "kompetisi penuh dan terbuka" sehingga peluang ini tidak terbatas pada perusahaan yang berpartisipasi dalam fase pertama. Seorang juru bicara DARPA mengatakan, pengajuan proposal tersebut akan jatuh tempo pada 5 Agustus mendatang. Hal tersebut bertujuan agar pada tahun fiskal 2026 mendatang sudah bisa dilakukan demonstrasi penerbangan propulsi termal nuklir.

"Satu persiapan diantisipasi di fase 2 DRACO untuk menyelesaikan desain awal dan rinci dari sistem demonstrasi dan untuk membangun dan secara eksperimental memvalidasi mesin penerbangan roket termal nuklir," keterangan DARPA dikutip dari laman SpaceNews, Senin (9/5).

Sementara, pada fase 3, sistem demonstrasi akan dibangun untuk menampung roket termal nuklir untuk uji terbang di orbit.

Proyek yang disebut Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations (DRACO), dimulai lebih dari setahun lalu. Ini saat DARPA memilih desain awal untuk reaktor mesin roket yang dikembangkan oleh General Atomics. Kemudian memilih dua desain pesawat ruang angkasa konseptual oleh Blue Origin dan Lockheed Martin. Fase selanjutnya dari program tersebut akan fokus pada desain, pengembangan, fabrikasi dan perakitan mesin roket termal nuklir.

DARPA berinvestasi dalam propulsi nuklir untuk kendaraan ruang angkasa dengan harapan berhasil mendemonstrasikan mesin yang dapat terbang melintasi jarak yang sangat jauh di ruang cislunar, area antara Bumi dan bulan.

"Propulsi termal nuklir mencapai daya dorong-ke-berat yang tinggi mirip dengan propulsi kimia tetapi dengan efisiensi dua hingga lima kali lipat," ujar DARPA.

Tujuan DARPA adalah untuk menemukan solusi yang memungkinkan untuk menempuh jarak yang lebih jauh dalam waktu yang lebih singkat dan memfasilitasi eksplorasi ruang angkasa, oleh karena itu tidak mengherankan jika NASA juga berpartisipasi dalam proyek tersebut dan tertarik untuk menggunakan propulsi termal nuklir, misalnya untuk mencapai Mars atau planet lain di tata surya dalam waktu yang lebih masuk akal daripada hari ini. Dengan propulsi nuklir, tujuannya adalah untuk setidaknya mengurangi separuh waktu, sehingga memungkinkan misalnya untuk mencapai planet merah hanya dalam 3 bulan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top