Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kembalikan Bambu ke Panggung Kebudayaan

Foto : ANTARA/GALIH PRADIPTA

PANGGUNG BAMBU | Pekerja membuat panggung berbentuk kubah, yang semuanya berbahan dasar bambu di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (3/12).

A   A   A   Pengaturan Font

Kongres Kebudayaan 2018 akan digelar di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 5-9 Desember. Sejumlah persiapan untuk menggelar acara akbar ini hampir selesai. Ada yang menarik dan unik dalam menyambut kongres tersebut.

Adalah panggung berbentuk kubah, yang semuanya berbahan dasar bambu. Uniknya, semua bambu-bambu yang sengaja didatangkan dari Yogyakarta itu sudah dalam keadaan bersih dan bebas jamur, karena satu per satu telah dicuci.

Arsitek instalasi bambu asal Yogyakarta, Novi Kristinawati Sunati, menjelaskan digunakannya bahan dasar bambu karena bambu sudah menjadi bagian kehidupan manusia Indonesia, sejak dari lahir hingga meninggal. "Saya ingin mengembalikan bambu ke panggung kebudayaan karena bambu sudah menjadi bagian masyarakat Indonesia. Dari kelahiran hingga kematian, masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari bambu," kata Novi ketika ditemui di kantor Kemdikbud, Jakarta, Senin (3/12).

Novi mengaku tertarik mengeksplorasi bambu karena merasa tertantang, sebab selama ini desain berbahan bambu belum berkembang. Selain itu, bambu juga awet meski ada treatment yang harus dilakukan. Dan untuk momen ini, saya bermain dengan bentuk modern juga, dengan menggunakan logam dan plastik. "Jadi tidak hanya bermain dalam ruang tradisional saja," katanya.

Desain kubah untuk event Kongres Kebudayaan 2018 ini bukan kubah utuh, melainkan hanya setengah kubah. "Karena bentuknya panggung, jadi dibuat tidak utuh. Untuk pijakan, kaki-kakinya dibuat banyak sehingga memperkokoh bentuk panggung dan kubahnya," jelasnya.

Kubah tersebut berdiameter 20 meter dengan tinggi 10 meter. Selain membuat kubah, Novi juga membuat dome-dome atau hanggar yang atapnya dibuat dari bahan-bahan transparan. "Dome-dome di sini akan ditutup dengan atap transparan karena kita membutuhkan ruang-ruang transparan," ujarnya.

Untuk membuat kubah dan panggung dari bambu, tidaklah mudah. Karena semua dikerjakan secara manual. Karena itu, bambu harus dicuci terlebih dahulu agar tidak gatal ditangan dan terhindar dari jamur.

Untuk membuat kubah ini, disiapkan 1.500 batang bambu dengan pasak, yang dibuatnya sendiri di Yogyakarta.eko nugroho/E-3

Komentar

Komentar
()

Top