Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kota Toleransi -- Tantangan Forum Kerukunan Umat Beragama Makin Berat

Kemajemukan Harus Terus Dirawat

Foto : ANTARA/Fransiska Ninditya

Pekan Kerukunan -- Wapres Ma’ruf Amin menghadiri Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional VI Forum Kerukunan Umat Beragama, di Minahasa Utara, Jumat (19/11). Dia mengingatkan tantangan di era digital makin berat.

A   A   A   Pengaturan Font

TOMOHON - Kekayaan kemajemukan bangsa harus terus dirawat seluruh komponen. Dengan beragam latar belakang agama, suku, adat dan budaya, membuat Indonesia merumuskan Pancasila. Pengingatan ini disampaikan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, saat meresmikan Tomohon, Sulawesi Utara, sebagai Kota Toleransi di Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara, Jumat (19/11).

"Para pendiri bangsa atau founding fathers telah merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan kesepakatan atau konsensus nasional," kata Wapres. Kesepakatan tersebut dapat terwujud karena para pendiri negara memiliki rasa empati dan toleran.

"Mereka tidak egois. Mereka lebih mengedepankan kepentingan bersama daripada kelompok masing-masing," tuturnya. Maka, Wapres minta semua pihak, khususnya masyarakat dan pemerintah Kota Tomohon, untuk terus merawat toleransi sebagai upaya mewujudkan keutuhan bangsa Indonesia.

"Sikap-sikap positif harus dirawat, dijaga, dan pelihara demi tetap berlangsungnya keutuhan bangsa dan Negara. Ini harus kita wariskan kepada generasi berikut, khususnya kalangan milenial, generasi Z dan generasi yang lebih belia lagi," ujar Wapres.

Sebelumnya, berdasarkan survei Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, dua kota Sulawesi Utara masuk '10 Kota Paling Toleran' Tahun 2020. Dua kota tersebut adalah Manado (urutan ketiga) dengan skor 6.200 dan Tomohon di urutan keempat dengan skor 6.183.

Penghargaan tersebut merupakan yang kedua kalinya diraih Tomohon, setelah 2018 dan untuk Manado menjadi keempat kalinya sejak 2015.

Makin Berat

Pada kesempatan tersebut, Wapres juga membuka Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional VI Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), di Minahasa Utara. Ma'ruf mengingatkan seluruh pengurus FKUB, tantangan ke depan semakin berat di era digital.

"Tantangan yang dihadapi Forum Kerukunan Umat Beragama bukan tidak ada, malahan semakin berat," tandasnya. Menurutnya, era digital membuat arus informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya menyebar sangat luas dan cepat. "Era digital serbacanggih yang memungkinkan informasi tersebar cepat," ujarnya.

Diseminasi informasi tersebut bisa mengandung muatan negative, sehingga berakibat pada munculnya konflik antarumat beragama. Informasi ada yang positif dan negative. Juga isu-isu yang dapat menimbulkan konflik antarumat beragama seperti melalui narasi konspiratif dan berita bohong atau hoaks.

Wapres menyebut, penyebaran berita bohong jauh lebih cepat dari berita yang sudah terkonfirmasi. Berita bohong seperti deret ukur. Sedangkan berita terkonfirmasi hanya deret hitung. "Berita bohong berkembang lebih cepat seperti deret ukur dibandingkan berita yang bersifat konfirmatif hanya deret hitung," tukasnya.

Selain itu, Wapres juga mengatakan perkembangan teknologi informasi berbasis digital memiliki sisi negatif dengan adanya kurasi algoritma. Ini dapat menggiring kelompok masyarakat meyakini isu tertentu saja. Kurasi algoritma menggiring kelompok orang hanya meyakini informasi yang dipasok dari kelompoknya sebagai kebenaran. Sedangkan kelompok lain berpedoman pada kebenaran yang diyakini kelompoknya sendiri.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top