Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keluarga Mesti Dukung Produktivitas Lansia

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Mar'up

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam seminar bertema Pahami Lansia, Bahagia Seluruh Keluarga, di Jakarta, Rabu (15/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, meminta keluarga untuk lebih memahami para penduduk lanjut usia (Lansia). Keluarga merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting mendukung dan menjaga kesehatan Lansia agar bisa lebih sehat serta produktif.

"Lansia harus bisa lebih sehat, berkualitas, dan produktif. Maka, bonus demografi jilid dua bisa kita dapatkan," kata Hasto dalam seminar bertema Pahami Lansia, Bahagia Seluruh Keluarga, di Jakarta, Rabu (15/7).

Hasto menyebut jumlah Lansia di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, persentase Lansia di Indonesia mencapai 9,60 persen atau 25,64 juta jiwa. Kondisi tersebut menjadi perhatian BKKBN. Jika Lansia mencapai 10 persen maka Indonesia sudah memasuki negara dengan aging population atau penuaan penduduk.

Dia menekankan keluarga merupakan tempat berlindung dalam memberikan perhatian kepada para Lansia. Dengan begitu para Lansia dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya sehingga bisa tetap produktif.

"Keluarga dan Lansia perlu mengetahui perubahan perkembangan Lansia baik reproduksi, pemenuhan kesehatan, dan gizi. Keluarga juga harus mendukung Lansia dalam pengembangan hobi," jelasnya.

Selain itu, kata Hasto, kondisi tersebut memunculkan dependensi atau ketergantungan para Lansia kepada usia produktif antara 15 sampai 65 tahun. Adapun dependensi tersebut rasionya cenderung meningkat. "Lansia yang harus ditanggung kehidupannya oleh usia produktif angkanya mencapai 15 persen," ucapnya.

Hasto berharap tingkat dependensi Lansia terhadap usia produktif dapat berkurang. Jika rasio dependensi lebih cepat membesar berdampak pada beban pembangunan menjadi lebih berat. Dengan demikian maka bonus demografi jilid dua bisa didapatkan. Itulah pentingnya bersama-sama memperhatikan para Lansia.

Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia, Siti Setiati menjelaskan peran keluarga tidak bisa lepas dari perkembangan Lansia mengingat persentase Lansia yang tinggal bersama keluarga sebanyak 40,64 persen. Untuk itu, keluarga harus mendorong Lansia dalam berbagai aktivitas. "Ini penting untuk menjaga kesehatan Lansia, baik secara fisik dan mental," tandasnya. ruf/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top