Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Prancis I Presiden Macron Bertekad Jegal Partai RN pada Pemilu Putaran Kedua

Kelompok Sayap Kanan Menangkan Putaran Pertama Pemilu

Foto : AFP/Dimitar DILKOFF

Pendukung Sayap Kiri l Sekitar 8.000 pendukung sayap kiri memadati Place de la Republique di pusat kota Paris, Prancis, pada Minggu (30/6) malam, untuk mengecam prospek kelompok sayap kanan mengambil alih kekuasaan. Menurut hasil awal pemilu putaran pertama, partai sayap kanan RN memperoleh 33 persen suara, sedangkan kubu sentris Macron hanya mendapatkan lebih dari 20 persen suara.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan sekutunya pada Senin (1/7) memulai pekan kampanye intensif menjelang putaran kedua pemilihan legislatif untuk mencegah kelompok sayap kanan mengambil mayoritas mutlak dan mengendalikan pemerintahan untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Partai sayap kanan National Rally (RN) yang dipimpin oleh Marine Le Pen meraih kemenangan gemilang pada putaran pertama pemungutan suara pada Minggu (30/6), dengan kelompok tengah Macron tertinggal di urutan ketiga di belakang koalisi sayap kiri.

Namun ketegangan utama menjelang putaran kedua pada tanggal 7 Juli adalah apakah RN akan memenangkan mayoritas absolut di Majelis Nasional yang baru, sehingga memungkinkan mereka untuk membentuk pemerintahan dan menjadikan anak didik Le Pen, Jordan Bardella, 28 tahun, sebagai perdana menteri.

Sebagian besar proyeksi yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga jajak pendapat di Prancis menyatakan bahwa RN akan gagal meraih mayoritas absolut, namun hasil akhirnya masih jauh dari pasti.

Parlemen yang digantung dapat menyebabkan kelumpuhan dan kekacauan politik selama berbulan-bulan, apalagi Paris tengah bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade pada musim panas ini, dan ketika Prancis di panggung internasional mengambil peran utama dalam mendukung Ukraina melawan invasi Russia.

PM Prancis Gabriel Attal, yang kemungkinan akan terpaksa mengundurkan diri setelah putaran kedua, memperingatkan bahwa kelompok sayap kanan kini berada di gerbang kekuasaan. "RN seharusnya tidak mendapatkan satu suara pun pada putaran kedua," kata PM Attal.

Menurut hasil awal pemilu putaran pertama, Partai RN memperoleh 33 persen suara, sedangkan aliansi sayap kiri New Popular Front hanya meraih 28 persen suara saja. Sementara kubu sentris Macron mendapatkan lebih dari 20 persen suara.

Koalisi Besar

Sementara itu Presiden Macron dalam pernyataan tertulisnya mendesak terbentuknya sebuah koalisi besar melawan kelompok sayap kanan pada putaran kedua, di tengah kontroversi di kalangan pendukung mengenai apakah mereka harus secara taktis memilih sayap kiri jika diperlukan pada pemilu putaran kedua.

Surat kabar berhaluan kiri,Liberation, dalam editorialnya meminta Macron untuk mencopot semua kandidat aliansinya dari distrik-distrik ketika mereka telah mencapai posisi ketiga untuk memberikan peluang bagi aliansi sayap kiri.

Bangkitnya Partai RN yang antiimigrasi dan euroskeptis dalam pemerintahan akan menjadi titik balik dalam sejarah modern Prancis karena untuk pertama kalinya kekuatan sayap kanan mengambil alih kekuasaan di negara tersebut sejak Perang Dunia II, ketika diduduki oleh Nazi Jerman.

Kekacauan ini berisiko merusak kredibilitas internasional Macron, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai pemimpin nomor satu Uni Eropa dan akan menghadiri KTT NATO di Washington DC segera setelah pemilu putaran kedua dilaksanakan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top