Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

Kelompok Prodemokrasi Gunakan "Drone" untuk Bombardir Tentara Junta

Foto : AFP

Gunakan “Drone” | Seorang anggota PDF Mandalay sedang bersiap menerbangkan drone di garis depan bentrokan dengan pasukan junta di Negara Bagian Shan utara beberapa waktu lalu. Penggunaan drone terbukti telah membantu mengubah jalannya perang melawan junta.

A   A   A   Pengaturan Font

NAMHSAN - Sekelompok pejuang prodemokrasi Myanmar telah menggunakan bantuandroneuntuk membombardir sebuah pangkalan militer di Negara Bagian Shan bagian utara beberapa waktu lalu. Serangan dengan menggunakandroneini merupakan sebuah gelombang serangan udara yang telah membantu mengubah jalannya perang melawan junta.

Droneyang membawa bahan peledak baru seberat 6 kilogram mampu terbang di atas barisan pepohonan lalu menjatuhkan peledak pada target dalam radius cukup dekat.

"Posisi pangkalan militer hanya berjarak 4 kilometer dari kami," kata Soe Thuya Zaw, pemimpin unitdronedari Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) Mandalay, sambil memasukkan koordinat ke dalam peta di ponselnya. "Target itu berada dalam jangkauan kami," imbuh dia.

Beberapa menit kemudian,dronemencapai posisi tersebut dan berhasil menjatuhkan bom ke sasaran. Tim menghitung terjadi dua ledakan. Satudronegagal meledak, namun ketigadronekembali dengan selamat.

Kelompok penentang junta Myanmar itu menggunakan serangan semacam itu untuk menantang dominasi militer di udara dengan jet dan helikopter buatan Russia dan Tiongkok.

"Sementara pilot militer menerbangkan sendiri jet tempur dan menyerang kami, kami juga berusaha menaklukkan angkasa," kata Soe Thuya Zaw seraya mengatakan bahwadroneberbahan peledak ini merupakan kreasi rakitan generasi muda Myanmar yang turut berperang melawan junta.

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, sebelumnya mengakui serangandronetelah memaksa militer mundur dari posisinya. Aliansi kelompok bersenjata etnis minoritas menggunakan 25.000dronedengan bahan peledak ini dalam serangan mereka baru-baru ini, kata Min Aung Hlaing pada November lalu.

Gelombang Serangan

Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang serangandronedi seluruh Myanmar telah menggusur pasukan junta dari posisi mereka, menghantam bandara domestik, bahkan telah membunuh seorang brigadir jenderal di dekat perbatasan Tiongkok.

Menurut Soe Thuya Zaw unit PDF Mandalay memang telah meluncurkan ratusan serangandroneberbahan peledak ini di Negara Bagian Shan dalam beberapa pekan terakhir. Dia menambahkan bahwa unitnya telah membantu melatih aliansi kuat kelompok etnis minoritas bersenjata di wilayah tersebut dan melakukan operasi gabungan dengan mereka selama serangan baru-baru ini.

Pada awal Desember lalu, seorang komandan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) memerintahkan serangandroneberbahan peledak ini ke target pasukan junta yang bertahan di sebuah pabrik teh tak jauh dari Kota Namhsan pada malam hari.

Serangan itu membuat kelompok etnis bersenjata TNLA berhasil menguasai jalan-jalan di Namhsan sehingga akhirnya kota itu jatuh ke tangan aliansi tiga kelompok etnis bersenjata.

TNLA adalah salah satu dari banyak kelompok etnis minoritas bersenjata di Myanmar yang telah melawan militer selama beberapa dekade demi mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya.

Seorang juru bicara TNLA tidak mau berkomentar mengenai di mana atau bagaimana kelompok tersebut memperolehdroneatau amunisinya, namun mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak berada di bawah kendali negara asing mana pun.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top