Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga l Indeks Nilai Belanja Maret 2023 Capai 136,4 atau Tertinggi sejak Januari 2023

Kelancaran Pasokan Kendalikan Inflasi Musiman

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah harus menjamin kelancaran pasokan untuk mengendalikan inflasi tinggi selama Lebaran. Kendatipun akselerasi belanja jelang Idul Fitri meningkat, namun selama pasokan barang tak terganggu, inflasi bakal terkendali.

Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, merespons adanya kekhawatiran lonjakan inflasi seiring dengan meningkatnya intensitas belanja masyarakat.

"Kenaikan inflasi menjelang Lebaran itu fenomena umum yang tidak perlu dikhawatirkan sepanjang kenaikan inflasinya tidak terlalu besar. Kenaikan inflasi terjadi baik oleh kenaikan demand yang diindikasikan oleh kenaikan belanja atau konsumsi masyarakat, dan juga oleh hambatan supply serta ekspektasi inflasi," ungkapnya pada Koran Jakarta, Senin (17/4).

Secara sektoral, lanjutnya, inflasi menjelang Lebaran terutama terjadi di sektor makanan dan transportasi. "Kenaikan inflasi terkendali karena demand tidak akan sangat besar selama pemerintah bisa memastikan tidak terjadi hambatan atau kekurangan supply yang kemudian mendorong terjadinya ekspektasi inflasi yang berlebihan," paparnya.

Karena itu, pemerintah perlu memastikan terjaganya pasokan dan melakukan operasi pasar guna mengurangi permainan harga oleh pedagang.

Seperti diketahui, Survei Mandiri Institute mengindikasikan belanja masyarakat terakselerasi seiring dimulainya Ramadan pada akhir Maret 2023, yang ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI). Indeks nilai belanja Maret 2023 mencapai 136,4, tertinggi sejak Januari 2023.

"Penghapusan pembatasan mobilitas masyarakat (PPKM) sejak awal tahun mendorong meningkatnya aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi," kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, pekan lalu.

Dia menjelaskan tren kenaikan belanja berlangsung sejak akhir Februari 2023 di seluruh wilayah. Sepanjang Januari-Maret 2023, kenaikan nilai belanja terlihat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, serta Kalimantan.

Menjelang Ramadan tahun ini, Survei Mandiri Institute mencatat tingkat belanja rata-rata tumbuh 4 persen dibanding periode sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). Namun, seiring dengan perkiraan aktivitas mudik akan lebih masif di tahun ini, belanja masyarakat diperkirakan meningkat signifikan menjelang Lebaran.

Survei ini pun memproyeksikan belanja selama Ramadan dan Lebaran akan mendorong penguatan konsumsi rumah tangga, baik pada triwulan I-2023 maupun triwulan II- 2023. Kendati demikian, volume belanja cenderung terhadang kenaikan inflasi pada awal triwulan I-2023 meski terdapat peningkatan nilai belanja.

Langkah Mitigasi

Terkait inflasi ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus melakukan berbagai langkah aksi pengendalian inflasi pangan menjelang Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, di antaranya dengan melakukan penyaluran bantuan pangan, kegiatan pasar murah, dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

Hal tersebut disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam "Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kementerian Dalam Negeri", Senin, (17/4), di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta. Menurutnya, dalam rangka pengendalian inflasi, khususnya inflasi di sektor pangan, pada April ini Bapanas telah melakukan sejumlah langkah mitigasi baik yang bersifat rutin maupun program yang baru diluncurkan seperti penyaluran bantuan pangan.

"Pada April ini bersama Bapak Presiden kita telah launching penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan beras. Melalui program ini, Perum Bulog ditugaskan untuk menyalurkan bantuan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), di mana masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kg beras sebanyak 3 kali selama 3 bulan, yaitu Maret, April, Mei," jelasnya dalam rapat koordinasi rutin tersebut.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top