Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cuaca Esktrem l Cariu dan Jasinga, Bakal Alami Kekeringan Lebih Awal

Kekeringan Ancam Bogor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Masyarakat Bogor diimbau untuk senantiasa memantau informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG setiap hari, termasuk peringatan dini.

BOGOR - Masyarakat Bogor dihimbau mulai menampung air untuk menghadapi musim kemarau. Sebab berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada awal Mei 2018 akan memasuki musim kemarau.

"Yang perlu diwaspadai pada musim kemarau adalah mengumpulkan sumber-sumber air, supaya menghindari kekeringan," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor, Jawa Barat, Budi Suhardi, di Bogor, Kamis (12/4)

Budi menjelaskan hasil dari pemantauan cuaca yang dilakukan pihaknya, awal Mei diprediksikan sebagian wilayah Jawa Barat memasuki awal musim kemarau. "Awal-awal Mei sudah kami prediksi untuk Pantai Utara Jawa Barat akan memasuki awal musim kemarau," katanya.

Ia mencontohkan wilayah di Kabupaten Bogor yang paling awal terdampak musim kemarau, seperti Cariu dan Jasinga. Keduanya paling awal mengalami kekeringan.

Sementara itu perkiraan cuaca sepekan ini masih berpotensi terjadi hujan ekstrem karena dipengaruhi masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Menurut Budi, potensi terjadi hujan ekstrem seperti tanggal 7 April 2018 lalu masih terjadi selama sepekan ke depan.

Baca Juga :
Vaksin Peliharaan

Hal itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG melihat dinamika atmosfer, kondisi di Samudra Hindia, dan kondisi El Nino yang masih lemah. "Kemudian kami melihat sistem temperatur utara, kami coba mix-kan dengan metode statistik ada beberapa minggu ini masih dalam keadaan kurang baik," kata Budi.

Kewaspadaan atas kondisi cuaca kurang baik, masyarakat diimbau untuk senantiasa memantau informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG setiap hari, termasuk peringatan dini. "Masyarakat tetap harus mengikuti berita yang ada di BMKG, informasi cuaca dapat dipantau melalui android di info BMKG," kata Budi.

Kesiapan Dunia Usaha

Secara terpisah, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengatakan kesiapsiagaan bencana tidak hanya dipahami oleh masyarakat umum tetapi juga dunia usaha. "Kesiapsiagaan bencana perlu dipahami oleh semua pihak, termasuk dunia usaha, bencana tidak memandang waktu, tempat dan lokasi, di manapun, kapanpun bisa terjadi," kata Ade.

Ade mengatakan BNPB menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan siap siaga menghadapi bencana.

Untuk tingkat Kota Bogor, lanjutnya akan ditandai dengan peringatan seremonial, membunyikan serine, dan praktek evakuasi.

Ade mengharapkan peringatan HKBN tidak sekedar seremonial saja tetapi benar-benar dipahami oleh semua pihak yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

"Dunia usaha harus sosialisasikan kesiapsiagaan bencana ini kepada karyawannya, terutama di sektor jasa seperti hotel dan restoran," katanya. Menurutnya perhotel tidak hanya menyediakan hunian yang nyaman bagi tamunya, tetapi juga aman, dilengkapi fasilitas evakuasi ketika terjadi bencana.

Baca Juga :
Tradisi Ngagurah Dano

Sosialisasi HKBN diikuti sejumlah perwakilan dari dunia usaha dan komunitas seperti perhotelan, PDAM, dan perusahaan lainnya. Peserta diberi pemahaman tentang proses evakuasi ketika terjadi bencana, hal-hal yang diperlukan dalam mitigasi bencana, seperti gedung tinggi harus memiliki tangga darurat, titik kumpul evakuasi, dan sebagainya.

Kepala BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengatakan kesiapsiagaan bencana di tingkat masyarakat telah dilakukan dengan membentuk kelurahan tangguh bencana. "Saat ini sudah ada 11 kelurahan bencana yang terbentuk di Kota Bogor," kata Ganjar.

Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top