Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kekayaan Bos Facebook Tergerus Rp217,5 Triliun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Kekayaan pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, tergerus 15 miliar dollar AS atau sekitar 217,5 triliun rupiah (kurs 14.500 rupiah per dollar AS) dalam satu hari tepatnya Kamis (26/7). Ini terjadi akibat anjloknya harga saham Facebook hingga 19 persen menjadi 176,26 dollar AS dari sebelumnya 217,5 dolar AS per saham di Bursa Efek New York (NYSE).

Penurunan tajam harga saham ini terjadi sehari setelah Facebook mengumumkan penurunan pendapatan kuartal dan memproyeksikan bahwa pertambahan keuntungan akan berjalan lebih lambat selama beberapa tahun mendatang. Dengan penurunan harga saham hingga 19 persen maka nilai perusahaan Facebook berkurang sekitar 100 miliar dollar AS atau sekitar 1.446 triliun rupiah.

Para eksekutif Facebook mengatakan penurunan pendapatan terjadi karena perusahaan harus membelanjakan uang lebih besar untuk meningkatkan pengamanan privasi dan memantau konten.

Di samping itu, terjadi pula perlambatan pertumbuhan jumlah penggunanya di negara-negara yang punya ladang iklan terbesar. Proyeksi perlambatan itu terjadi ketika perusahaan menghadapi dampak dari caranya menangani berita palsu dan data pengguna.

Pengguna Facebook hanya tumbuh sekitar 1,54 persen pengguna secara bulanan padahal pada kuartal sebelumnya pengguna facebook tumbuh hingga 3,42 persen setiap bulannya. Diduga karena itulah saham Facebook anjlok hingga 19 persen dan mengikis kapitalisasi pasar hingga 119 miliar dollar AS.

Sebelum harga saham Facebook anjlok, Zuckerberg miliarder terkaya kelima di AS pada 2018 dengan pendapatan 71 miliar dollar AS, berdasarkan data dari Forbes Billionaires List. Tapi, per Kamis (26/7), kekayaannya turun menjadi sekitar 55,9 miliar dollar AS sehingga dia terancam terdepak dari daftar 10 orang terkaya di AS, dan berada pada posisi 11, di bawah co-founder Oracle Larry Elison.

AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top