Kecenderungan "Wait and See"
JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak stabil, hari ini (7/10). Pelaku pasar cenderung menanti data ekonomi Amerika Serikat (AS), khususnya terkait angka penciptaan lapangan kerja. Data tersebut nantinya bisa menjadi petunjuk baru bagi bank sentral AS atau The Fed untuk segera memulai atau menunda rencana pengurangan pembelian aset atau tapering.
Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (6/10) sore, ditutup stagnan seiring aksi tunggu pelaku pasar terhadap data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.253 rupiah per dollar AS.
"Saya melihatnya (rupiah stagnan) karena ada sentimen wait and see," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta.
Menurut Nikolas, minggu ini cukup padat dengan rilis data AS terutama data sektor tenaga kerja yang menjadi perhatian bank sentral AS The Fed untuk mulai memutar arah kebijakan.
Data ketenagakerjaan nonpertanian atau non-farm payroll AS pada 8 Oktober mendatang diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, dengan perkiraan 488.000 pekerjaan telah ditambahkan pada September.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya