Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono

Kecelakaan di Bantul dan Balikpapan Sangat Mirip

Foto : Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono
A   A   A   Pengaturan Font

Sejumlah kecelakaan transportasi darat terjadi belum lama ini. Sebut saja Bus TransJakarta yang berulang kali. Lalu yang mengenaskan, kecelakaan maut saat tronton menabrak sejumlah kendaraan yang tengah antre di lampu merah Muara Rapak, Balikpapan. Terbaru, kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego Bantul yang menewaskan 13 penumpang.

Untuk menekan kecelakaan-kecelakaan, pemerintah melalui instansi terkait baik kepolisian, Kementerian Perhubungan, maupun pemerintah daerah telah melakukan sejumlah langkah pencegahan. Diharapkan langkah tersebut dapat memperkecil kecelakan yang terus saja terjadi.

Walaupun demikian, pihak terkait, baik operator ataupun masyarakat harus mengetahui peristiwa yang terjadi sehingga bisa melakukan antisipasi seandaikan kasus serupa terulang di masa datang. Untuk mengetahuinya lebih jauh strategi keselamatan dan antisipasi serta mitigasi kecelakaan, wartawan Koran Jakarta, Mohammad Zaki Alatas, mewawancarai Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono. Berikut petikannya.

Belakangan sering terjadi kecelakaan transportasi darat, bagaimanan KNKT melihat semua itu?

Pertama-tama, kami ikut berbelasungkawa atas jatuhnya korban meninggal dunia atau luka-luka pada kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama ini. Itu semua tidak ada yang menginginkan. Kami selaku instansi yang melakukan pengawasan terhadap keselamatan transportasi terus berupaya menekan kecelakaan akan semakin minim kejadiannya. Setelah dianalisis dan dievaluasi berbagai kejadian, dapat ditarik benang merah bahwa sejumlah kecelakaan lalu lintas disebabkan beberapa faktor.

Apa saja penyebabnya?

Hasil investigasi pada daerah rawan kecelakaan yang dilakukan KNKT, khususnya moda transportasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), menunjukkan bahwa mayoritas penyebab terjadinya kecelakaan disebabkan faktor geometrik jalan.

Apa itu geometrik jalan?

Geometrik jalan ialah suatu bangun yang menggambarkan jalan. Hal ini meliputi tentang penampang melintang, penampang memanjang, maupun aspek lain yang berkaitan dengan bentuk fisik jalan.

Lalu, mengapa hal tersebut menjadi penyebab kecelakaan?

Jadi, salah satu permasalahan terbesar dalam bidang keselamatan transportasi di Indonesia adalah jalan yang bukan secara sengaja dibangun, melainkan jalan yang terlebih dahulu sudah ada. Karena perkembangan zaman jalan tersebut tak muat lagi menampung kendaraan, sehingga kemudian diperlebar dan diperkeras agar menjadi bagus. Jalan yang terjadi tanpa melalui tahapan-tahapan sesuai dengan kaidah-kaidah keselamatan jalan yang telah ditetapkan. Situasi tersebut tak pelak lagi besar kemungkinan jalan-jalan tersebut menyimpan banyak hazard yang dapat menyebabkan kecelakaan kendaraan-kendaraan yang melintas di ruas tersebut.

Oh, Jadi memang benar pengaruh geometrik itu?

Ya, harus diakui, banyak kasus kecelakaan lalu lintas dipengaruhi faktor geometrik jalan. Namun harus juga diketahui, masih banyak lagi penyebab laka lantas. Penyebab utama juga termasuk dari kondisi atau faktor manusia atau human error. Kemudian, ada juga yang disebabkan faktor kondisi kendaraan dan lainnya. Kendati demikian, KNKT menekankan kepada masyarakat bahwa laka lantas itu bisa dicegah dan dihindari, atau setidak-tidaknya mengurangi tingkat fatalitasnya. Dengan begitu, kalau terjadi kecelakaan, tidak terlalu fatal.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menekan angka kecelakaan?

Kami akui untuk membuat jalan yang sesuai dengan standar membutuhkan biaya yang sangat besar karena harus membuat jalan baru seperti menghadirkan jalur melingkar. Apabila tak bisa dibuat jalan lingkar maka solusinya yaitu harus diadakan pemasangan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, jika perlu diberi tambahan tulisan berupa imbauan yang menginformasikan adanya bahaya jika melewati jalan tersebut. Meski kecelakaan tidak dapat dihindari, setidaknya dapat menekan angka fatalitas kecelakaan atau mengurangi jumlah korban lalu lintas. Rambu-rambu bahaya harus jelas. Jika sudah tak terlihat atau rusak karena dimakan waktu, mestinya segera diganti yang baru. Sebab percuma, kalau ada rambu-rambu, tetapi sudah tidak jelas gambar atau petunjuknya.

Sebenarnya langkah-langkah mana yang mesti dilakukan pengemudi untuk menghindari kecelakaan?

Banyak tindakan yang dapat dilakukan sopir atau pengemudi guna menghindari kecelakaan. Namun, yang utama setidaknya ada tiga langkah. Pertama, mengimbau kepada masyarakat agar mengutamakan prinsip kejujuran saat berkendara atau dalam bertransportasi. Kejujuran yang diterapkan selama melakukan perjalanan akan membuat pengendara terhindar dari kecelakaan, baik tunggal maupun tubrukan. Lelah atau mengantuk adalah kondisi normal biasa yang dialami oleh manusia. Maka kalau mengalami ngantuk, jujur, lalu beristirahatlah. Setelah beristirahat terutama kalau mengadakan perjalanan jarak jauh, kondisi badan akan kembali segara dan siap melanjutkan perjalanan.

Lalu yang kedua?

Hal lain yang juga tak kalah penting dalam mengupayakan keselamatan transportasi adalah soal kedisiplinan. Faktor kedisiplinan ini merupakan poin penting dalam bertransportasi. Contoh, disiplin menggunakan lajur yang tepat, disiplin dalam membawa barang atau mengangkut orang sesuai dengan ketentuan aturan, kemudian, disiplin-disiplin lain yang juga harus diterapkan. Kedisiplinan ini banyak dilanggar pengendara sehingga terjadi kecelakaan. Coba ikuti disiplin-disiplin tersebut, mudah-mudahan akan selamat dalam perjalanan.

Yang terakhir?

Selanjutnya, faktor terpenting adalah kesehatan pengemudi yang turut menjadi perhatian. Hindari mengemudi saat kondisi tubuh tengah kurang sehat, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan memaksakan diri untuk mengemudi kalau badan tidak fit. Lebih baik naik angkutan umum atau yang penting tidak mengemudi. Sebab, mengemudi membutuhkan konsentrasi tinggi dan itu bisa saja sulit dipenuhi kalau badan sedang sakit. Mari bersama-sama kita wujudkan transportasi yang selamat, aman, nyaman, dan juga sehat. Dengan begitu, semakin menekan angka kecelakaan.

Lalu, bagaimana dengan rekomendasi dari KNKT untuk lembaga terkait?

Untuk menyiasati maraknya kasus laka lantas maka KNKT telah memberikan berbagai rekomendasi. Ini mulai dari menyediakan fasilitas pelengkap yang dapat dimanfaatkan para pengendara hingga merekomendasikan sejumlah langkah praktis dengan biaya seminimal mungkin. Dengan harapan dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan, kesehatan, serta keselamatan dalam bertransportasi.

Terkait hal tersebut, belum lama ini KNKT pernah memberikan rekomendasi pemandian air panas, mungkin bisa dijelaskan?

Oya. Itu merupakan rekomendasi untuk mengantisiasi sekaligus mengurangi angka kecelakaan di jalan Tol Cipali. Jadi, maraknya kecelakaan yang terjadi di Cipali menjadikan tol ini dikenal dengan sebutan tol horor.

Tak jarang, tol yang memiliki panjang 116 kilometer tersebut memakan banyak korban jiwa karena sering terjadi kecelakaan. Kami memutar otak bagaimana menekan angka kecelakaan di tol horor ini. Akhirnya dari contoh kecelakaan tersebut, kami menyiasati dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan menyediakan permandian air panas dan membuat rest area yang menarik bagi pengguna jalan Tol Cipali.

Fasilitas ini, dapat dimanfaatkan para pengemudi untuk mandi air panas. Setelah itu disediakan juga balai-balai untuk tempat istirahat. Kemudian, mereka dapat melanjutkan jalan kembali. Langkah ini ditempuh untuk memberi kenyamanan pengendara agar mereka mau beristirahat. Maklum, Tol Cipali sangat panjang, kadang membuat pengemudi lupa istirahat. Mudah-mudahan kalau jadi ada tempat pemandian air panas, banyak pengemudi mau beristirahat.

Sungguhkah ide tersebut bisa menekan angka kecelakan?

Ya, itu yang kami harapkan dari gagasan tersebut. Semoga saja ide tersebut dapat menurunkan angka kecelakaan di Tol Cipali. Dengan berbagai fasilitas di rest area tersebut, kecelakaan lalu lintas di Tol Cipali semoga saja dapat diminimalkan sampai 50 persen. Itu harapan kami. Syukur-syukur kalau bisa menekan lebih dari setengahnya. Itu tentu lebih baik lagi.

Model rest area yang diterapkan di Tol Cipali akan dibangun juga di jalan tol-jalan tol lainnya. Seperti belum lama ini, di jalan Tol Sumatera juga diimbau untuk membuat rest area serta permandian air panas bagi pengguna jalan. Selain itu, kami juga memberikan beberapa rekomendari kepada pihak-pihak terkait agar model semacam ini bisa diterapkan di seluruh jalan tol Indonesia. Hal itu terutama untuk jalan tol-jalan tol yang memiliki hazard-hazard yang bisa membuat pengemudi mengantuk. Istirahat penting sekali untuk pengemudi berjarak jauh.

KNTK pernah usul agar komite dinaikkan menjadi badan. Bisa dijelaskan?

Untuk usulan tersebut memang sudah beberapa kali kami sampaikan kepada DPR. Kami berharap usul tersebut dapat direalisasikan segera. Mungkin ada pertanyaan di tengah masyarakat, mengapa usulan itu disampaikan. Tentu semua ada latar belakang atau dasar-dasarnya, tidak sekadar usul. Misalnya, KNKT tak hanya melakukan investigasi terhadap kecelakaan transportasi, tetapi juga dalam bidang konstruksi, dan industri. Selain itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi adalah organisasi yang independen melakukan investigasi kecelakaan transportasi. Kemudian, konsep investigasi keselamatan diperlukan untuk kecelakaan konstruksi dan industri.

Bagaimana praktik negara-negara lain? Apakah juga seperti itu?

Iya. Banyak negara sudah memberlakukan seperti itu. Lihat saja, Badan Keselamatan di Belanda yang melakukan investigasi di tiga bidang tersebut. Di Belanda dikenal sebagai Dutch Safety Board. Konsep investigasi keselamatan untuk mencari penyebab dengan asas no blame, no judicial dan no liability oleh organisasi yang independen dipandang perlu untuk kecelakaan konstruksi maupun industri. Atas dasar itu, kami mengusulkan KNKT berubah menjadi Badan Keselamatan Nasional. Kami tidak lelah untuk terus mendorong ke arah itu.

Bicara tentang dua kecelakanan terakhir di Balikpapan dan Bantul, mungkin ada info terbaru?

Dari investigasi terakhir yang dilakukan tim KNKT ada kesamaan dalam kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego Bantul dengan kecelakaan truk di Balikpapan yang menabrak kendaraan-kendaraan yang tengah berhenti di lampu merah. Kami menduga ada kesalahan dalam perpindahan gigi saat bus melaju di jalan menurun dan menikung. Menurut data KNKT, lebih dari 80 persen kecelakaan bus dan truk di jalan menurun disebabkan penggunaan gigi tinggi. Kasus di Bantul mengakibatkan 13 orang meninggal. Sedangkan peristiwa kecelakaan beruntun melibatkan truk tronton bermuatan berat menabrak sejumlah kendaraan yang tengah mengantre di lampu merah Simpang Rapak Jalan Sukarno-Hatta Balikpapan itu mengakibatkan empat meninggal.

Apakah gigi besar tersebut mempengaruhi sistem pengereman?

Hal ini mempengaruhi. Sistem kerja rem sangat mempengaruhi terhadap kecelakaan di Bantul maupun di Balikpapan. Saat menginjak gas, rem mengisi angin. Saat mengerem, rem membuang angin. Jadi, saat kendaraan berjalan menurun, tidak punya kesempatan mengisi angin karena tidak mungkin mengegas. Ketika kendaraan berjalan di jalan menurun dan pengemudi terus mengerem, angin akan terus dibuang. Ambang batas tekanan angin pada rem adalah 6 bar. Ketika posisi di bawah ambang batas, pengemudi tidak akan bisa mengerem. Kasus Bantul ini sama persis seperti di simpang Rapak Balikpapan. Sopir di Balikpapan mengatakan tekanan anginnya pada 5 bar dan dia tidak bisa ngerem lagi.

Adakah imbauan untuk para pengemudi?

Kami mengimbau kepada para pengemudi, jika kondisi badan sudah lelah, jangan dipaksakan untuk terus mengemudi. Karena kita ketahui bersama bahwa kebiasaan pengemudi dalam kondisi ngantuk dan lelah, sangat berbahaya. Mereka lalu memilih untuk mengonsumsi minuman penambah tenaga dan tetap melanjutkan perjalanannya. Ini secara fisik terlihat bugar, namun secara psikis sudah lelah, sehingga tidak responsif. Jelas hal ini tidak baik dan berbahaya. Sebaiknya beristirahat saja. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi. Beristirahatlah demi keselamatan banyak orang.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top