Kecanduan Gawai Anak-anak Sudah Sangat Kritis
Ilustrasi anak bermain gawai
Adiksi membuat seseorang sulit mengambil keputusan, konsentrasi, dan fokus. Mereka juga tidak mampu mengendalikan diri. Kapasitas proses memori serta kognisi sosial pun menurun.
JAKARTA - Saat ini kecanduan anak-anak akan gawai sudah sangat kritis. Diperlukan gerakan-gerakan masif untuk mengatasinya. Pernyataan ini disampaikan Pendiri Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, di Jakarta, Sabtu (2/10).
Dia mengatakan sinyalemen tersebut saat peluncuran gerakan "Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak (Jagoan)." Menurutnya, gerakan Jagoan merupakan upaya menyelamatkan anak-anak dari kecanduan gawai yang saat ini kondisinya sudah sangat kritis.
Dia berharap gerakan tersebut dapat melahirkan generasi unggul dan tangguh. "Kita punya tanggung jawab besar untuk mengatasi adiksi gawai bersama-sama," terangnya
Hal senada disampaikan Ahli Adiksi Perilaku Universitas Indonesia, Kristiana Siste. Menurutnya, kecanduan internet berdampak buruk pada kesehatan jiwa, khususnya para remaja. Dampak paling nyata menyangkut perilaku dan depresi.
"Situasi kecanduan internet dan gawai harus diintervensi sesegera mungkin karena menimbulkan dampak negatif bagi otak, fisik, kesehatan jiwa, dan sosial," ujarnya. Dia menyurvei 643 anak di DKI Jakarta. Hasilnya, 31,4 persen mengalami kecanduan internet.
Kristiana menambahkan, hasil survei menunjukkan bahwa 56,3 persen remaja mengalami masalah perilaku. Kemudian, 48,2 persen memiliki masalah depresi. Dia menjelaskan, orang dengan kecanduan internet mengalami perubahan di otak. Di dalam otak terjadi penurunan konektivitas fungsional antara area parietal lateral dan korteks prefrontal lateral.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya