Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
VARIA

Kebudayaan Belum Menjadi Pijakan Pembangunan

Foto : KORAN JAKARTA/M ADEN MA'RUF

DISKUSI KEBUDAYAAB | Komite Ekonomi dan Industri Nasional Republik Indonesia, Arif Budimanta (kedua dari kiri), politisi PDI-P, Eva K Sundari, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid (keempat dari kiri), dan Staf Khusus Menteri Perhubungan, Abdulhamid Dipopramono dalam acara diskusi Jalan Kebudayaan Menuju Indonesia Maju, di Jakarta, Kamis (29/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebudayaan dinilai mampu menjadi salah satu pijakan dalam pembangunan, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia. Namun, dalam proses pembangunan negara, kebudayaan masih belum menjadi pijakan.

"Letak permasalahannya selama ini berada pada kurangnya pengorganisasian di bidang kebudayaan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid, dalam acara diskusi bertajuk Jalan Kebudayaan Menuju Indonesia Maju, di Jakarta, Kamis (29/8).

Ia mengatakan sebenarnya kekayaan dan kekuatan kebudayaan kita luar biasa. Problemnya, bukan di kemampuan dan modal, tapi di organisasi.

Ia mengungkapkan kebijakan terkait kebudayaan belum mengarah pada proses pengorganisasian. Padahal untuk urusan kebudayaan, melibatkan 41 kementerian, lembaga, dan oganisasi-organisasi nonpemerintah.

Untuk itu, ia mengaku telah membuat alur kerja kebudayaan, yaitu perlindungan, pengembangan, pembinaan, dan pemanfaatan. "Kami sudah melakukan tahap perlindungan dengan melibatkan masyarakat sehingga tinggal mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Komite Ekonomi dan Industri Nasional Republik Indonesia, Arif Budimanta salah satu kebudayaan yang bisa dijadikan landasan ekonomi adalah gotong royong.

Menurutnya, ekonomi gotong royong sangat membantu rakyat karena berlandaskan nilai-nilai Pancasila salah satunya keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top