Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebingungan Penumpang dalam Aturan Baru KRL

Foto : Koran Jakarta/Haryo Brono

Para calon penumpang menunggu di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (29/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Mulai Sabtu (28/5) KAI Commuter melakukan perubahan pola operasi. Hal ini dilakukan seiring dengan perubahan (switch over/SO) kelima yang dilakukan di Stasiun Manggarai. Dalihnya, mengoptimalkan layanan perjalanan KA Jarak Jauh, KRL Jabodetabek, dan KA Bandara.

Perubahannya, KRL Lin Cikarang/Bekasi tidak lagi menuju Stasiun Jakarta Kota, melainkan ke Stasiun Angke/Kampung Bandan via Manggarai/Pasar Senen. KRL Lin Loop dengan tujuan Bogor dan Nambo-Angke/Jatinegara dinonaktifkan.

KRL Lin Bogor hanya akan menuju Stasiun Jakarta Kota melewati Jalur Layang Stasiun Manggarai. Pengguna KRL Bogor/Depok/Nambo ke arah Sudirman, Tanah Abang, dan Duri, harus transit di stasiun Manggarai. Pantauan Koran Jakarta dari Stasiun Citayam menuju Kebayoran Lama, Minggu (29/5) masih menemui sejumlah masalah.

Memang perjalanan dari Stasiun Citayam pada pukul 09:10 menuju Stasiun Manggarai, tiba pada 9:50 WIB, lebih cepat dari sebelum switch over, biasanya satu jam. Penumpang dari jurusan Bogor yang ingin transit Angke/Tanah Abang/Duri atau Cikarang/Bekasi turun dari jalur 11 di lantai 2 menuju jalur 6 dan 7.

Penumpang diarahkan menuju lantai 2 sebelum mencapai peron di lantai pertama melalui tangga manual, escalator, serta lift. Proses ini memakan waktu 5 menit karena jumlah orang begitu banyak dan kebingungan. "Ini arah Tanah Abang?" tanya penumpang. "Bukan. Ini arah Bekasi," jawab petugas.

Penumpang di Peron 6 dan 7 menuju Angke/Tanah Abang/Jatinegara masih menumpuk karena KRL dari Cikarang/Bekasi yang masuk ke jalur itu, terlambat. Bahkan dua kereta arah CIkarang/Bekasi masih belum diberangkatkan. Tak ayal, penumpukan penumpang terjadi di peron jalur 6-7.

"Saya tadi dari stasiun Pasar Minggu. Kereta belum ada juga yang ke Tanah Abang," ujar Adi Wijaya (47 tahun) yang harus menunggu untuk transit selama 27 menit. Waktu transitnya cukup lama seperti itu dapat membuatnya telat ke kantor. Ia menyarankan, sebaiknya dikembalikan lagi seperti semula.

"Saya belum tahu kalau hari Senin yang jumlah penumpangnya lebih banyak. Kemungkinan peron jalur 6 7 penuh sesak penumpang yang belum terangkut karena terlambatnya kereta dari Cikarang," ujar Adi memprediksi. Berdasarkan pantauan, kereta menuju Cikarang/Bekasi yang akan memasuki Stasiun Manggarai harus menunggu sekitar 15 menit di Stasiun Sudirman dan Tanah Abang.

Hal itu dapat merugikan para penumpang dari arah Parung Panjang dan Rangkasbitung atau Stasiun Tangerang yang ingin menuju pusat perkantoran Jakarta. Bahkan pada hari pertama switch over lebih kacau lagi. Penumpang lin Bogor-Jakarta Kota mengeluh karena perlu waktu dua jam untuk sampai di kantornya, Jalan Sudirman.

"Saya sampai kantor dua jam. Itu pun saya harus pindah kereta di depannya yang tertahan di Depok dan Pasar Minggu. Kalau tidak, bisa dua jam lebih," kata Sofia. Adanya Switch over harus membuat penumpang bersabar. Selama KRL arah Cikarang/Bekasi-Tanah Abang/Angke yang menjadi andalan transit dari berbagai lin terus terhambat akibat masih tumpang tindih dengan kereta jarak jauh.

Solusi dwi ganda (double-double track/DDT) yang memisahkan jalur KRL dengan kereta jarak jauh. Sejak dimulai pembangunan 2015, proyek dari Stasiun Manggarai-Cikarang sepanjang 34,14km ini, baru sampai stasiun Cakung, sepanjang 9,5 km. Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo, pernah mengatakan jadwal KRL sulit ditepati selama masih berada pada jalur yang sama dengan kereta jarak jauh.

Kini dampak SO lima yang melibatkan KRL lin Cikarang/Bekasi yang tidak pernah tepat waktu turut dirasakan penumpang lin lain. Padahal penumpang Bogor-Angke/Tanah Abang, serta lin lain yang menggunakan kereta jalur ini, sebelumnya lancar-lancar saja. Kini penumpang hanya bisa sabar. Apalagi Peron 1, 2, 3 dan 4, Stasiun Manggarai yang biasa dipakai lin Cikarang/Bekasi-Kota telah dibongkar untuk konstruksi rel kereta api jarak jauh.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top