Kebakaran TPST Sarimukti, BNPB Sebut 90 Persen Api Permukaan Sudah Padam
Tangkapan layar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari (kanan) dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin (28/8/2023) malam.
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 90 persen api permukaan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telah padam.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin (28/8) malam mengatakan kebakaran belum dapat dipadamkan hingga 100 persen.
"Sebenarnya, kalau kita bicara api permukaan seperti itu, 90 persen sudah padam api permukaan. Tetapi, kemudian asapnya masih membumbung karena masih ada api di bawah (permukaan sampah)," ujarnya.
Abdul mengatakan sulitnya proses pemadaman dikarenakan ketinggian timbunan sampah di lokasi tersebut antara 70-120 meter.
Akibatnya, tidak cukup jika hanya dilakukan dengan pemadaman darat. Sedangkan, pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau bagian tengah titik api.
"Jadi, hanya di batas-batas jalan, sehingga kawasan pinggir-pinggir ini bisa dipadamkan, tapi di tengah tidak bisa padam," kata dia.
Menindaklanjuti permintaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung Barat, BNPB melakukan operasi dari udara menggunakan satu unit helikoptertipe Puma, yang bisa mengangkut dalam satu kali menumpahkan air sekitar 4.000 liter atau setara empat ton.
Helikopter water bombing yang digunakan merupakan unit yang disiagakan di Riau untuk operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan digeser khusus untuk pemadaman TPST Sarimukti.
Hingga Minggu (27/8), sebanyak 892.000 liter air dari Waduk Cirata ditumpahkan di TPST Sarimukti untuk pemadaman. Menurutnya, pergerakan api di TPST Sarimukti sangat kuat, karena bahan yang terbakar merupakan plastik kering.
Pada hari Jumat (25/8) dan Sabtu (26/8), helikopter fokus membuat api di batas penjalaran padam dulu agar tidak menyebar. Abdul mengatakan pemadaman dengan helikopter waterbombing BNPB terus dilanjutkan.
Namun, jika pemadaman api di bawah kurang efektif dilakukan dengan menjatuhkan air, maka pihaknya akan membuat lubang semacam sumur untuk menyebarkan air di permukaan tanah.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya