Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 30 Okt 2020, 06:30 WIB

Keamanan Menjadi 'List' Nomor Satu yang Harus Benar-benar Dipenuhi

Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI

Meski begitu, vaksin Merah Putih sendiri belum bisa tersedia dalam waktu dekat. Di sisi lain, vaksin tersebut juga harus benar-benar aman mengingat peruntukannya diberikan bagi penduduk di Indonesia.

Untuk mengupas terkait perkembangan vaksin Merah Putih, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro. Berikut petikan wawancaranya.

Sejauh mana pengembangan vaksin Merah Putih untuk penanganan Covid-19 saat ini?

Vaksin Merah Putih paling penting definisinya adalah menggunakan isolat virus yang ada di Indonesia. Saat ini, ada enam institusi yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Institusi yang terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR).

Pada proses pengembangannya, enam institusi tersebut mengembangkan vaksin menggunakan platform berbeda. Platform-nya mempertimbangkan kemampuan serta peta pengembangan vaksin yang ada di dunia.

Upaya apa yang dilakukan untuk memastikan keamanan vaksin?

Uji klinis harus dilakukan untuk memastikan vaksin yang dihasilkan aman. Keamanan itu menjadi list nomor satu yang harus benar-benar dipenuhi. Vaksin jangan sampai menimbulkan efek samping yang bisa mengganggu nyawa penggunaannya.

Jadi ketika vaksin diserahkan ke PT Bio Farma, dilakukan uji klinis tahap satu. Itu memastikan keamanan vaksin ketika nanti diberikan. Di luar negeri ada contoh ketika uji klinis, proses dihentikan sebab ada gejala yang timbul kepada relawannya. Uji klinis dihentikan dulu untuk mengecek apakah gejala itu dari vaksin atau bukan. Kami menerapkan kehati-hatian serupa untuk uji klinis Merah Putih.

Bagaimana strategi untuk memastikan vaksin ini bisa memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia?

Strategi tidak berhenti hanya di vaksin Covid-19. Kesehatan masyarakat di Indonesia dengan penduduk yang banyak harusnya sudah mengarah ke kesehatan yang preventif untuk mencegah seseorang terserang penyakit. Salah satu instrumennya vaksin. PT Bio Farma sudah meningkatkan kapasitas. Tahun ini 100 juta dosis, tahun depan 250 juta dosis.

Selain itu, ada tiga perusahaan swasta yang investasi untuk pengembangan vaksin manusia. Mereka sudah mulai mengurus izin ke BPOM untuk good manufacturing practice atau cara membuat obat yang baik. Kami telah hitung berapa kesanggupannya, dari kombinasi tiga itu bisa satu miliar dosis per tahun.

Apa target lain dalam pengembangan vaksin Merah Putih?

Indonesia ke depan harusnya bisa jadi produsen vaksin utama di dunia. Kita sekarang fokus dulu ke Covid-19 untuk bisa diproduksi di dalam negeri dan nantinya menyediakan vaksin Covid-19. Tidak hanya tahun ini, tapi juga tahun-tahun selanjutnya.

Ada kemungkinan dari prediksi awal Covid-19, daya tahan tubuh kita tidak seumur hidup. Jadi, ada periode daya tahan tubuh turun dan membutuhkan revaksinasi.

Bagaimana penilaian Anda terhadap potensi SDM Indonesia, terutama di bidang penelitin selama menangani pandemi ini?

Banyak sekali potensinya. Talenta, dedikasi, dan komitmen mereka luar biasa. Ini sudah dibuktikan sejak awal pandemi kami membuat konsorsium riset dan inovasi Covid-19 dalam mengakomodir perguruan tinggi, lembaga penelitian, institusi pemerintah, dan industri. Model tersebut dalam waktu tiga bulan sudah memunculkan inovasi yang menutupi kebutuhan urgen. Contohnya, pendeteksian dengan rapid test dan PCR test kit.

n muh ma'arup/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.