Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kasus Covid-19 Dunia Meningkat, Warga RI Diminta Perketat Protokol Kesehatan

Foto : sehatnegeriku.kemkes.go.id

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta seluruh masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan (prokes). Ini seiring terjadinya tren peningkatan kasus positif Covid-19 di dunia.

"Kalau kita lihat secara global, sayangnya (kasus positif Covid-19) sedang naik kembali. Memang bisa kita kaitkan, salah satunya adanya varian baru yang tengah merebak dan ditemukan di banyak negara, yakni varian XBB," kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (1/11).

Meski tak menyebut secara pasti tren kenaikan kasus Covid-19, Reisa meyakini hal tersebut terjadi di seluruh dunia lantaran adanya sub-varian baru Omicron yakni XBB yang telah teridentifikasi sejak Agustus 2022. Sehingga, prokes harus diperketat, terlebih XBB telah masuk ke Indonesia dan menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah negara tetangga salah satunya Singapura, sekaligus membuktikan Covid-19 masih menjadi ancaman warga RI.

"Kita harus ekstra hati-hati lagi. Kalau kita ingin menekan jumlah penularan XBB di Indonesia, tentunya kita harus ingat yang namanya (pengetatan) protokol kesehatannya," ucapnya.

Selain menerapkan protokol kesehatan berupa 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan ditambah dengan melengkapi dosis vaksin Covid-19, Reisa mengatakan masyarakat seharusnya sudah mampu menilai tinggi rendahnya risiko penularan di sekitar lingkungannya.

Pelonggaran kebijakan, kata dia, yang dapat mengundang banyak kerumunan di satu tempat diharapkan tidak dijadikan alasan oleh masyarakat untuk menganggap remeh Covid-19, yang berdampak pada potensi ledakan kasus positif seperti yang terjadi di banyak negara saat ini.

"Pengalaman saya juga di luar negeri, pada saat berada di sebuah konser musik semua tetap memakai masker. Jadi, saling melindungi ketika berada di tengah kerumunan. Jangan sampai lepas masker ketika kita berisiko tinggi, kita harus tetap pakai masker," ujar Reisa.

Meski sudah hampir tiga tahun pandemi Covid-19 terjadi dan memberikan kekangan pada setiap gerak manusia, masyarakat sudah bisa menilai tingginya risiko penularan melalui situasi di sekelilingnya. Misalnya, berada dalam kerumunan padat yang mengharuskan semua orang untuk tidak melepas masker.

"Kalau ingin segera selesai, kita tetap harus saling bekerja sama. Kuncinya sebenarnya sama saja, mau ada varian apapun yang namanya protokol kesehatan tidak ganti dari awal sampai akhir tetap sama," tutur Reisa yang juga duta adaptasi kebiasaan baru itu.

Reisa menambahkan meski mutasi virus merupakan hal yang wajar terjadi secara alamiah dan semakin menunjukkan kelemahan sifat, potensi penularan yang membahayakan tetap dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga tidak ada waktu untuk mengabaikannya.

"Harap diwaspadai kembali supaya kita tidak tertular dan menularkan pada orang lain. Mari kita perketat kembali protokol kesehatannya untuk sementara waktu ini sampai kita bisa menilai kondisinya (kembali menunjukkan tren penurunan)," kata Reisa.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top