Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Korona/Survei: Warga Ibu Kota Remehkan Penularan Covid-19

Kasus Covid-19 di Jakarta Tembus 12.000 Orang

Foto : ANTARA/HO/Tim Kesehatan Kogasgabdap Wisma Atle

Foto Dok - Tim dokter memeriksa awal pasien terkait COVID-19 di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Sabtu (28/3/2020). (ANTARA/HO/Tim Kesehatan Kogasgabdap Wisma Atlet)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Jumlah kasus baru paparan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) per Minggu (5/7) di DKI Jakarta bertambah 256 orang, sementara pasien sembuh meningkat 286 orang dan total mencapai lebih 12.000 orang.

Berdasarkan data untuk kasus positif sebanyak 12.295 orang (hari sebelumnya 12.039 orang), kemudian untuk pasien sembuh Covid-19 tercatat 7.663 orang (hari sebelumnya 7.377 orang), sedangkan yang meninggal dunia 658 orang (sebelumnya 650 orang).

Sementara itu, 584 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit (hari sebelumnya 646 orang) dan 3.390 orang melakukan isolasi mandisi atau self isolation di rumah (sebelumnya 3.366 orang).

"Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 27.604 orang (sebelumnya 27.507 orang) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 18.234 orang (sebelumnya 18.097 orang)," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Balai Kota Jakarta, Minggu (5/7).

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menyatakan sampai dengan 4 Juli 2020 sudah ada 338.306 sampel (sebelumnya 330.926 sampel) yang telah diperiksa dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui jejak Virus Corona (Covid-19) di lima wilayah DKI Jakarta.

Untuk tes PCR pada 4 Juli 2020, dilakukan pada 5.022 orang. Sebanyak 4.251 tes dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru (yang awalnya terdeteksi pada hasil reaktif pengujian rapid test) dengan hasil 256 positif dan 3.995 negatif.

Dalam meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode tes cepat dan Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Pemprov DKI membangun Laboratorium Satelit Covid-19 yang berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020. Dan saat ini jejaringnya ada sebanyak 45 (meningkat dari sebelumnya 41) laboratorium pemeriksa Covid-19.

Pemeriksaan masif secara selektif termasuk dengan tes cepat (rapid test), terus dilakukan di daerah kelurahan terpilih yang dikaji secara epidemologisdan menurut kepadatan penduduk. Sasaran ditujukan kepada warga lansia, warga dengan kasus penyakit tertentu dan juga pada ibu hamil.

"Total sebanyak 248.724 orang (hari sebelumnya 246.372 orang) telah menjalani rapid test, persentase positif Covid-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 8.598 orang (hari sebelumnya 8.569 orang) dinyatakan reaktif Covid-19 dan 240.126 orang (hari sebelumnya 237.735 orang) dinyatakan non-reaktif," tuturnya.

Untuk kasus positif, tambah Ani, ditindaklanjuti dengan uji usap secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet.

Temuan Survei

Sementara itu, survei yang dilakukan Koalisi warga LaporCovid-19 bersama Social Resilience Lab, NTU terungkap bahwa, sebagian besar warga Jakarta siap menerapkan tatanan kehidupan atau normal baru (new normal).

Hal ini tecermin, dari skor indeks risiko persepsi Jakarta yang hanya 3,3 dari skala 5 atau cenderung rendah. Skornya turun 0,16 dibandingkan temuan awal studi LaporCovid-19. "Secara keseluruhan, hasil survei menunjukkan sebagian besar warga Jakarta belum siap masuk new normal," kata Sosiolog Bencana sekaligus Associate Professor Nanyang Technological University Singapura, Sulfikar Amir.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa warga Jakarta memiliki perilaku menjaga diri yang baik. Ini terlihat dari skor variabel Self Protection yang tinggi. Variabel ini mencakup tiga aspek utama, yakni penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Sebanyak 56 persen responden menyatakan sering dan 39 persen selalu mencuci tangan. Lalu 26 persen menggunakan masker saat keluar rumah, serta 71 persen menyatakan selalu memakai penutup mulut dan hidung.

Selanjutnya, 38 peren mengaku sering menjaga jarak saat di luar rumah. Bahkan, 53 persen menyatakan selalu menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Namun, nilai variabel persepsi risiko warga Jakarta sangat rendah. "Ini mengindikasikan kuatnya kecenderungan warga untuk menganggap remeh wabah Covid-19," kata dia.

n emh/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : M Husen Hamidy, Antara

Komentar

Komentar
()

Top