Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Kelistrikan I PT Indonesia Power Tambah Dua Unit Pembangkit Senilai Rp40 Triliun

Kapasitas PLTU Suralaya Ditambah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

PT Indonesia Power menambah dua unit pembangkit listrik di PLTU Suralaya menjadi 10 Unit Pembangkit dengan investasi senilai 40 triliun rupiah.

CILEGON - PT Indonesia Power akan menambah dua Unit Pembangkit (UP) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten. Penambahan dua Unit Pembangkit tersebut untuk menambah kapasitas PLTU Suralaya dalam menyuplai listrik untuk kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali. Hal itu juga demi memperkuat pembangkit tersebut mengingat sejumlah pembangkit di UP Suralaya telah berusia di atas 30 tahun karena dibangun pada tahun 1984.

Direktur Operasi I, PT Indonesian Power, M Hanafi Nur Rifai, mengatakan hingga kini pembebasan lahan untuk pembangunan dua unit pembangkit tersebut sudah rampung, tinggal diikuti dengan financial closing untuk selanjutnya dimulai dengan proses konstruksi. Adapun investasinya sekitar 30-40 trilliun rupiah dengan mengandalkan pinjaman dari luar. "Target operasional mulai tahun 2023. Kapasitasnya sekitar 2 x 1.000 megawatt (MW)," ungkap Hanafi dalam acara temu media di Cilegon, Banten, Selasa (24/9).

Hanafi mengatakan hingga kini ada delapan unit pembangkit di UP Suralaya dengan total kapasitas hingga 4.000 megawatt (MW). PLTU terbesar di Indonesia ini memproduksi sekitar 50 persen dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 20 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali. Dengan adanya tambahan 2.000 MW dari dua unit pembangkit baru itu maka total kapasitas 10 unit pembangkit di UP Suralaya pada 2023 menjadi 6.000 MW. Itu sama dengan menyumbang sekitar 30 persen terhadap energi listrik Jawa-Madura-Bali.

Pembangunan dua unit pembangkit listrik itu juga untuk meningkatkan keandalan PLTU Suralaya dalam menyuplai energi ke PLN. Hal itu juga untuk meminimalisir masalah pemadaman listrik seperti yang dikeluhkan oleh pelanggan listrik dalam beberapa waktu terakhir. "Kami ingin tingkatkan keandalan," kata Hanafi.

Selain menambah kapasitas, dua unit pembangkit yang akan dibangun oleh anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Pesero) tersebut akan lebih baik dibanding delapan unit pembangkit lama karena kemampuan memikul bebannya yang kuat, lebih efisien, serta bisa memenuhi kriteria lingkungan. Apalagi dalam regulasi terbaru yang diatur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) persyaratan baku mutunya cukup ketat. Keduanya dilengkapi dengan teknologi tinggi untuk mengurangi emisi.

Ramah Lingkungan

Sementara itu, General Manager (GM) Indonesia Power Unit Pembangkit Suralaya, Amlan Nawir, menegaskan masalah polusi udara yang dikeluhkan oleh warga Jakarta beberapa waktu lalu tidak ada hubungannya dengan PLTU Suralaya. Disebutkannya hasil pembakaran batu bara di PLTU Suralaya sudah sesuai dengan standar udara dalam baku mutu yang ditetapkan KLHK.

Menurut dia, konsentrasi pencemaran udara harian di PLTU Suralaya paling maksimal hanya 40,897 miligram per meter kubik, sedangkan standar baku mutu harian dari KLHK sebesar 230 miligram per meter kubik. "Kami masih mengikuti aturan, masih di bawah baku mutu. Lalu berdasarkan audit oleh konsultan independen bahwa jarak polusi PLTU kami hanya 5 kilometer, sementara jarak Suralaya-Jakarta 150 km. Jadi tidak masuk akal jika penyebab polusi di Jakarta karena PLTU Suralaya," tegas Amlan.

Amlan menambahkan, dalam pengoperasiannya sangat mengedepankan lingkungan hijau. ers/E-12

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top