Kapal Perang KRI Diponegoro Siap Jalankan Misi Perdamaian di Perbatasan Lebanon
Komandan KRI Diponegoro Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu saat menjelaskan terkait senjata yang ada di KRI Diponegoro, untuk misi perdamaian di perbatasan Lebanon.
Batam - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro 365 siap menjalankan misi perdamaian di perbatasan Lebanon yang berlangsung selama setahun pada 2024.
Komandan KRI Diponegoro Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu di Batam, Sabtu mengatakan kapal perang dengan 120 personel tersebut akan melaksanakan tugas perdamaian bersama Satgas Garuda Maritime Task Force (MTF) XXVIII.
Ia menjelaskan KRI tersebut tiba di Pangkalan Angkatan Laut (Lamtamal) IV Batam pada 13 Desember untuk mengisi bahan bakar dan bekal sebelum melanjutkan perjalanan ke Kolombo pada 17 Desember.
"Saat ini kita sandar di Batam untuk melakukan isi ulang bahan bakar dan pengecekan final. Ini adalah tahap ke satu dari Jakarta ke Batam, sebelum kita lanjut berangkat ke tahap kedua yaitu Batam ke Kolombo," kataWirastyo.
Adapun tugas utama dalam melakukan misi perdamaian tersebut yaitu melakukan pencegahan adanya barang illegal terutama senjata yang keluar-masuk di Lebanon.
"Kemudian tugas kita yang kedua sesuai mandat dari PBB itu kita juga membantu angkatan laut Lebanon dalam operasi integrasi militer. Karena sampai saat ini mungkin atas permintaan dari Lebanon dibantu untuk pelaksanaan operasi ini, sehingga kita akan melatih juga, kita akan melaksanakan operasi juga, itu adalah mandat yang dimandatkan kepada kita dari PBB," ujar dia.
Wirastyomengatakan, KRI Diponegoro 365 sejak tahun 2009 telah berpartisipasi sebanyak empat kali dalam operasi Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Ia menjelaskan KRI Diponegoro 365 masuk dalam kategori kapal perang jenis korvet yang dilengkapi dengan satu unit helikopter yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.
"Diponegoro memiliki spesifikasi sesuai yang diinginkan United Nation. Kapal perang dengan berat 1.700 ton mampu melaju dengan kecepatan 28 knot yang di lengkapi dengan senjata yang lengkap seperti meriam 76 mm, rudal permukaan dengan jarak jangkau 100 km, radar anti pesawat udara dan dua unit meriam kaliber 20 mm di sisi kanan kiri," kataWirastyo.
Meskipun beberapa KRI ikut dalam misi perdamaian dan kemanusiaan di luar negeri,Wirastyo memastikan keamanan perairan Indonesia karena masih terdapat kapal perang yang bersiaga.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya